@thesis{thesis, author={ }, title ={KORELASI RESIKO MIKROBIAL PADA SUMBER AIR MINUM DAN INSIDENSI PENYAKIT DIARE DI KAMPUNG DARAULIN, KABUPATEN BANDUNG}, year={0000}, url={https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/26985}, abstract={Kampung Daraulin yang terletak di Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung merupakan daerah pemukiman yang dikelilingi oleh salah satu badan air tapal kuda (oxbow lake Citarum Lama) sepanjang 2.890 m yang terpisah dari DAS Citarum Hulu akibat usaha normalisasi DAS Citarum Hulu. Badan air yang terputus, dan pembuangan efluen limbah domestik penduduk yang belum terolah dengan baik ke oxbow lake Citarum Lama, mengakibatkan peningkatan pencemaran air. Kampung Daraulin terdiri dari 2 Rukun Warga (RW) yaitu RW 06 dan RW 07, dimana masing-masing RW terdiri dari 6 RT (Rukun Tetangga) dengan total penduduk sebanyak 3382 jiwa (1017 KK), sebanyak 78% penduduk menggunakan air tanah (air sumur gali dan sumur bor) yang diolah, sementara 22% penduduk menggunakan air minum isi ulang sebagai sumber air minum. Pada penelitian ini sebanyak 133 sampel air baku dan air minum dianalisis kualitasnya berdasarkan parameter mikrobiologi (Total Coliform dan Fecal coliform) yang tercantum pada Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 untuk air baku kelas I serta Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 dengan metode Most Probable Number (MPN) sesuai Standard Method For The Examination of Water and Wastewater. Sebanyak 74% sampel air baku dari air tanah, dan 100% sampel air baku air galon tidak memenuhi syarat sebagai air baku air minum, lalu sebanyak 73% air hasil olahan dari air tanah dan 78,6% air galon isi ulang di tingkat konsumen tidak memenuhi syarat sebagai air minum, analisis resiko mikrobial kemudian dilakukan untuk mengetahui perbandingan resiko kesehatan antara air minum isi ulang dan air tanah, dan didapatkan hasil bahwa air baku yang paling beresiko adalah air tanah yang diperoleh dari sumur gali, dan di tingkat konsumen air minum yang paling beresiko adalah air minum isi ulang, kemudian dilakukan uji korelasi non parametris dengan metode Spearman Rank untuk mengetahui korelasi antara nilai probabilitas infeksi dan insidensi diare, dan nilai probabilitas infeksi memiliki korelasi yang kuat (ɑ = 0,613) dengan insidensi diare.} }