@thesis{thesis, author={ }, title ={THE SKID RESISTANCE OF ROAD SURFACINGS IN BANDUNG}, year={0000}, url={https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/2703}, abstract={ Maksud tesis ini adalah untuk membahas tahanan gelincir (skid resistance) permukaan perkerasan jalan didaerah Bandung, disamping itu juga diadakan pengukuran pada jalan antara Cianjur-Ciawi (Bogor). Keadaan permukaan pekerasan, bahu dan geometris jalan juga dipelajari, mengingat faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh pada tahanan gelincir dari permukaan jalan dalam keadaan basah. Pengukuran tahanan gelincir telah dilakukan pada 25 lokasi yang dibagi menjadi 53 sublokasi pengukuran, dengan menggunakan alat British Portable Pendulum Tester. Pengukuran kedalaman tekstur (texture depth) dilakukan dengan menggunakan cara Sand Patch. T`ahanan gelincir ditunjukkan dengan nilai British Pendulum Number (BPN) dan Skid Number (SN). Didalam nilai SN sudah termasuk pula pengaruh tekstur halus (micr. otexture) dan tekstur kasar (macrotexture). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari persen lokasi penelitian dengan kategori A tidak memenuhi persyaratan minimum nilai BPN maupun SN yang disarankan. Pada lokasi dengan kategori B kira-kira 25 persen -tidak memenuhi syarat minimum nilai BPN, sedangkan berdasarkan nilai SN diperoleh hasil bahwa 75 persen tidak memenuhi syarat. Hasil pengamatan keadaan permukaan perkerasan jalan pada beberapa lokasi tertentu yang dianggap mewakili keadaan seluruh lokasi penelitian, menunjukkan bahwa tingkat kerusakan tidak mempunyai pengaruh yang berarti pada tahanan gelincir pada permukaan jalan dalam keadaan basah. Walaupun demikian masih diperlukan analisa yang lebih terinci mengenai hasil pengamatan tersebut diatas. Secara umum, tampang melintang perkerasan jalan cukup baik walaupun didalam beberapa hal memerlukan perbaikan Kemampuan mengalirkan air dari permukaan jalan ke selokan samping sangat terbatas dan di beberapa tempat 'terlihat bahwa bahu jalan lebih tinggi dari batas pinggir perkerasan. Peringkat berbagai jenis lapisan permukaan yang diteliti tidak dapat ditentukan karena keterbatasan data. Beberapa alasan telah diberikan untuk menjelaskan mengapa terjadi nilai-nilai yang tinggi dan rendah dari parameter tahanan gelincir pada lokasi-lokasi penelitian. Meskipun demikian analisa terinci mengenai nilai-nilai parameter tersebut tidak dapat dilakukan karena hal ini memerlukan lebih banyak data dan keterangan tentang intensitas lalu lintas, umur dari lapis permukaan, perencanaan campuran dan hasil pengendalian mutu dari konstruksi jalan.} }