@thesis{thesis, author={ }, title ={PEMETAAN VARIASI KEDALAMAN DISKONTINUITAS MOHO PADA DAERAH SULAWESI MENGGUNAKAN ANALISIS RECEIVER FUNCTION DAN STACKING H-κ}, year={0000}, url={https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/27040}, abstract={Analisis receiver function (fungsi penerima) kerap digunakan untuk mencitrakan struktur kerak bumi dan mantel atas yang berada di bawah stasiun perekam. Pada penelitian ini, metode receiver function dikombinasikan dengan teknik stacking H-κ untuk mengestimasi nilai kedalaman Moho menggunakan data teleseismik. Prinsip metode ini adalah melakukan pendekatan menggunakan informasi waktu tunda dari fasa gelombang Ps yang merupakan fasa konversi dari pantulan gelombang P menjadi S pada batas diskontinuitas seismik. Akurasi metode ditingkatkan menggunakan bantuan dari waktu tiba fasa multipel yang tiba setelah Ps, yaitu PpPs dan PsPs+PpSs. Receiver function diperoleh dengan mendekonvolusikan seismogram komponen radial terhadap vertikal. Kemudian nilai H dan κ digunakan untuk menghitung waktu tiba prediksi fasa-fasa receiver function. Amplitudo pada ketiga fasa tersebut kemudian dijumlahkan. Nilai penjumlahan (stacking) yang paling besar adalah estimasi nilai H dan κ yang dicari. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan receiver function dan stacking H-κ berbasis Matlab. Pada pemetaan anomali kedalaman diskontinuitas Moho dilakukan improvement antara model dari perhitungan receiver function dan model CRUST 1.0. Hasilnya terdapat anomali kedalaman diskontinuitas Moho yang memiliki nilai yang tinggi di bagian utara daerah Sulawesi. Anomali tersebut diinterpretasikan sebagai penciri kemungkinan adanya aktivitas subduksi di daerah tersebut. Nilai κ yang rendah berada pada bagian utara Sulawesi, bagian neck,serta bagian sayap timur pulau Sulawesi .Proses tektonik yang kompleks pada daerah tersebut yang berkemungkinan terjadinya fracture yang menyebabkan nilai κ rendah. Untuk pengolahan data, digunakan asumsi kerak sebagai satu lapisan isotropis yang dikarakterisasi dengan nilai H dan κ } }