@thesis{thesis, author={ }, title ={SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL Fe3O4 BERBAHAN BAKU PASIR BESI LOKAL UNTUK ADSORPSI ASAM HUMAT}, year={0000}, url={https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/34013}, abstract={Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan gambut yang sangat luas. Lahan gambut mengandung senyawa organik yang berperan penting dalam kesuburan tanah. Akan tetapi tingginya kandungan senyawa-senyawa organik pada lahan gambut yang berasal dari dekomposisi lignin, karbohidrat dan protein mengakibatkan air pada lahan ini bersifat asam, berbau, dan berwarna kecoklatan. Karakteristik tersebut mengakibatkan masyarakat disekitar lahan ini sulit untuk memperoleh air yang layak pakai dan layak konsumsi. Salah satu komponen utama dari air gambut adalah asam humat. Kompleks asam humat dengan golongan halogen yang berasal dari proses desinfeksi menggunakan klorin dapat menghasilkan trihalometan yang bersifat karsinogenik terhadap kesehatan manusia mulai dari gangguan syaraf hingga kanker. Kementerian Kesehatan RI melalui PERMENKES No.492/MENKES /PER/IV/2010 menggolongkan air gambut sebagai air baku yang tidak memenuhi syarat air bersih. Pengolahan air gambut telah dilakukan dengan berbagai cara antara lain: metode ozonasi dan oksidasi, koagulasi, pertukaran ion, biodegradasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan adsorpsi. Adsorpsi menjadi metode yang paling banyak digunakan karena lebih ekonomis, efisien, serta penggunaan adsorben yang dapat disesuaikan. Salah satu adsorben yang mulai digunakan adalah nanopartikel Fe3O4 karena material ini memiliki luas permukaan untuk adsorpsi lebih besar dan sifat magnetiknya memudahkan proses pemisahan khususnya dalam proses batch. Pada penelitian ini telah berhasil disintesis nanopartikel Fe3O4 dengan bahan baku pasir besi lokal melalui proses ko-presipitasi. Konsentrat pasir besi dilarutkan dengan HCl 37% pada suhu mendekati 70oC dan diaduk selama 30 menit dengan menggunakan magnetic stirer, kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring. Ke dalam larutan selanjutnya ditambahkan 25,0 mL NH4OH 25% (v/v) secara perlahan, diikuti dengan pemanasan pada suhu mendekati 70oC disertai pengadukan menggunakan magnetic stirrer selama 30 menit. Hasil reaksi yang dihasilkan kemudian dicuci dan dikeringkan. Karakterisasi nanopartikel Fe3O4 yang telah dihasilkan meliputi: Spektroskopi FTIR, XRD, SEM, dan TEM. Spektrum FTIR menunjukkan serapan khas untuk Fe3O4 pada bilangan gelombang 574 dan 446 cm-1 yang menunjukkan struktur spinel dari Fe-O tetrahedral dan Fe-O oktahedral. Selain itu muncul serapan pada bilangan gelombang 1600 cm-1 yang mengindikasikan adanya vibrasi tekuk dari gugus hidroksi (-OH) dan pada bilangan gelombang 3400 cm-1 yang mengindikasikan vibrasi ulur dari -OH atau H2O yang berada pada permukaan Fe3O4.. Karakterisasi nanopartikel Fe3O4 menggunakan XRD menghasilkan pola difraktogram yang sesuai dengan difraktogram standar. Hasil karakterisasi TEM menunjukkan bahwa nanopartikel Fe3O4 telah berhasil disintesis dengan diameter rata-rata 18,26 nm. Hasil pengujian adsorpsi asam humat oleh adsorben nanopartikel Fe3O4 dengan metode batch menunjukkan kapasitas adsorpsi maksimum 45 mg.L-1 pada kondisi pH 3 dengan waktu kontak 90 menit dan massa adsorben 0,05 gram. Analisis isoterm adsorpsi berdasarkan model isoterm adsorpsi Freundlich dan Langmuir menunjukkan bahwa adsorpsi asam humat menggunakan nanopartikel Fe3O4 mengikuti isoterm Langmuir dengan koefisien korelasi sebesar 0,988 dan nilai qm sebesar 45,45 g.mg-1. Studi kinetika adsorpsi berdasarkan dua model kinetika reaksi yaitu pseudo first order dan pseudo second order menunjukkan bahwa proses adsorpsi mengikuti kinetika pseudo second order dengan tetapan laju sebesar 0,021-0,026 pada rentang konsentrasi 10-30 mg.L-1. Parameter termodinamika adsorpsi menunjukkan harga ?G semakin negatif seiring meningkatnya suhu, yang menandakan bahwa adsorpsi lebih efektif pada suhu yang lebih tinggi. Selain itu, nilai ?H untuk adsorpsi ini sebesar 149,37 kJ.mol-1 menggambarkan proses ini bersifat endotermik dan kemisorpsi. } }