@thesis{thesis, author={ }, title ={ESTIMASI NILAI BRITTLENESS INDEX PADA BATUAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN PEMODELAN NUMERIK}, year={0000}, url={https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/63124}, abstract={Nilai kerapuhan batuan merupakan suatu parameter penting dalam mengevaluasi sifat kekerasan batuan. Pada reservoir migas non-konvensional, perkiraan yang tepat dari nilai ini sangat dibutuhkan untuk dapat menerapkan stimulasi yang efisien dalam teknik perolehannya seperti yang diterapkan pada teknik perekahan hidrolik. Salah satu cara untuk memprediksi indeks kerapuhan batuan ini adalah dengan meninjau besaran modulus elastik batuannya. Besaran fisis ini sangat bergantung pada kompleksitas struktur mikro, kandungan fluida serta komposisi mineral penyusun batuan. Struktur mikroskopis batuan sendiri, saat ini sudah dapat dicitrakan dengan baik dengan menggunakan teknik pencitraan berbasis mikro-CT. Selain itu, modifikasi sifat fisis batuan serta penambahan komponen fluida pori dapat disimulasikan dengan memanfaatkan pemodelan numerik. Penelitian ini menggunakan metode elemen hingga dalam penyelesaian solusi elastisitas linear pada model sintetik dan citra batuan digital untuk memperoleh nilai modulus elastik batuan yang kemudian digunakan untuk mengestimasi nilai indeks kerapuhannya. Berdasarkan pemodelan ini kemudian dievaluasi pengaruh dari karakteristik fisis batuan (aspek rasio pori, komposisi mineral penyusun, dan saturasi fluida) dalam menentukan nilai indeks kerapuhan batuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai modulus Young seiring dengan meningkatnya aspek rasio pori dengan nilai Poisson rasio yang cenderung konstan. Hal ini menandakan meningkatnya kerapuhan batuan pada aspek rasio pori yang tinggi. Saturasi fluida berupa air menyebabkan terjadinya penurunan nilai modulus Young yang sejalan dengan penurunan nilai kerapuhannya. Kandungan mineral Kuarsa dan Karbonat yang tinggi senantiasa menghasilkan nilai kerapuhan yang tinggi sedangkan kandungan mineral Lempung dan porositas yang tinggi relatif menghasilkan nilai kerapuhan yang lebih rendah. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa geometri pori, saturasi fluida dan komposisi mineral penyusun batuan secara keseluruhan mengubah sifat kekerasan batuan. } }