@thesis{thesis, author={DARIS Krisogonus Tonny Asterius}, title ={Kajian Fenomenologis Tentang Penggunaan Media Sosial Pada Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Thomas Morus Maumere Berdasarkan Dekrit Inter Mirifica Dan Relevansinya Bagi Pastoral Kaum Muda}, year={2020}, url={http://103.56.207.239/138/}, abstract={Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan fenomenalogi penggunaan Media Sosial di kalangan Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Thomas Morus, Maumere berdasarkan Dekrit Inter Mirifica, dan (2) Mendeskripsikan relevansi kajian fenomenalogis tentang penggunaan Media Sosial pada Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Thomas Morus, Maumere berdasarkan Dekrit Inter Mirifica terhadap pastoral kaum muda. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subyek yang diteliti adalah Orang Muda Katolik Paroki St. Thomas Morus, Maumere. OMK Paroki St. Thomas Morus, Maumere merupakan subyek dari penelitian ini karena kaum muda merupakan tempat variabel melekat, yaitu yang memiliki pengaruh media sosial. Orang Muda Katolik merupakan tempat variabel berada. Dalam hal ini Orang Muda Katolik dapat diberi pertanyaan langsung tentang variabel yang diteliti. Disamping sebagai subjek penelitian, Orang Muda Katolik juga diposisikan sebagai responden dalam penelitian ini karena Orang Muda Katolik adalah sumber data. Data dapat diperoleh melalui penelitian dari Orang Muda Katolik atau beberapa Orang Muda Katolik (sampel). Sumber data utama dari penelitian ini adalah Orang Muda Katolik Paroki St. Thomas Morus, Maumere. Sumber data sekunder diperoleh dari hasil wawancara dengan Pastor paroki, Pastor kapelan, pembina OMK dan orang tua OMK. Metode pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data di antaranya: angket (questionaire) dan wawancara (interview). Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi dan wawancara lapangan dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Adapun asumsi penelitian ini adalah: pertama, Orang Muda Katolik Paroki St. Thomas Morus Maumere mengimplementasikan kiat-kiat penggunaan media sosial sebagaimana yang dianjurkan Dekrit Inter Mirifica. Implementasi itu terwujud dalam usaha menggunakan Media Sosial sebagai sarana memperoleh pengetahuan, pewartaan iman, berkomunikasi serta mengekspresikan seni dan bakat pribadi. Kedua, Orang Muda Katolik St. Thomas Morus Maumere bisa menjadi pelayan pastoral yang mempromosikan penggunaan Media Sosial yang bertanggungjawab dan partisipatif dalam evangelisasi melalui Media Sosial di tengah kehidupan Gereja. vii Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa secara fenomenologis penggunaan media sosial pada Orang Muda Katolik di Paroki St. Thomas Morus, Maumere belum sesuai dengan yang dianjurkan oleh Dekrit Inter Mirifica. Ketidaksesuain itu tampak dalam beberapa indikator. Pertama, OMK Paroki St. Thomas Morus menjadi candu dengan Media Sosial. Kedua, OMK Paroki St, Thomas Morus, Maumere menggunakan Media Sosial demi komersial diri sendiri. Ketiga, OMK Paroki St. Thomas Morus, Maumere kurang mendapatkan sosialiasi tentang cara menggunakan Media Sosial dengan bijak. Keempat, OMK Paroki St. Thomas Morus Maumere kurang memaksimalkan Media Sosial demi pewartaan iman. Kelima, OMK Paroki St. Thomas Morus, Maumere acuh tak acuh kepada sesama. Keenam, penggunaan Media Sosial yang kurang terkontrol menyebabkan OMK Paroki St. Thomas Morus kurang disiplin dan tidak menghargai waktu. Kendatipun hasil penelitian memperlihatkan fakta yang demikian, kajian fenomenologis ini memiliki relevansi pastoral. Temuan ini dapat dipakai untuk membantu agen pastoral dalam pendampingan terhadap kaula muda dalam penggunaan Media Sosial berdasarkan Dekrit Inter Mirifica.} }