@thesis{thesis, author={BEREK Yohanes Un}, title ={Makna Perutusan Cerita Rakyat Samodo Mauk Seturut Terang Ajaran Sosial Gereja dan Implikasinya terhadap Kerasulan Awam di Wilayah Tetun, Keuskupan Atambua}, year={2020}, url={http://103.56.207.239/143/}, abstract={Penelitian ini bertujuan untuk pertama, mendeskripsikan makna perutusan Cerita Rakyat Samodo Mauk seturut terang Ajaran Sosial Gereja tentang Kerasulan Awam. Kedua, mendeskripsikan implikasi Cerita Rakyat Samodo Mauk terhadap kerasulan awam di wilayah Tetun, Keuskupan Atambua, khususnya berkenaan dengan upaya penanggulangan problem lemahnya semangat misioner. Jenis riset ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Objek yang diteliti adalah makna perutusan CRSM seturut pandangan ASG tentang kerasulan awam dan implikasi CRSM terhadap kerasulan awam di wilayah Tetun, Keuskupan Atambua. Wujud data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang terdapat dalam dokumen ASG, hasil Musyawarah Pastoral (Muspas) VIII Keuskupan Atambua, dan naskah CRSM. Sumber data primer penelitian ini ialah dokumen ASG, hasil Muspas VIII Keuskupan Atambua, dan naskah CRSM. Sumber data sekunder diperoleh dari kajian terhadap studi-studi dan penelitian-penelitian terdahulu, terutama studi-studi yang berkaitan dengan kerasulan awam, sastra lisan, dan Ema Tetun. Selain itu, sumber rujukan informasi tambahan diperoleh dari internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik non-interaktif, yang meliputi analisis isi terhadap dokumen dan arsip. Langkah yang dipakai dalam teknik analisis isi ditempuh dengan pertama, membaca secara teliti dokumen ASG, hasil Muspas VIII Keuskupan Atambua, dan naskah CRSM. Kedua, mengumpulkan dan mempelajari beberapa teori yang relevan dengan tema penelitian. Ketiga, mencatat dan menganalisis semua data, berupa kutipan penting yang sesuai dengan permasalahan. Adapun teknik analisis data yang digunakan ialah analisis model mengalir. Teknik ini dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan. Teknik validitas data yang digunakan ialah triangulasi data. Triangulasi data dilakukan dengan menggunakan data dari sumber utama, yaitu dokumen ASG, hasil Muspas VIII Keuskupan Atambua, dan naskah CRSM serta didukung oleh beberapa pendapat yang tertulis pada berbagai macam teks berkaitan dengan kerasulan awam, sastra lisan, dan Ema Tetun. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pertama, ASG memiliki pandangan khas tentang perutusan awam. ASG menghadirkan 1) Tuhan sebagai Pengutus. 2) Kaum awam sebagai utusan. 3) Pribadi manusia dalam ranah sosial sebagai sasaran perutusan. 4) Tritugas Kristus sebagai tujuan perutusan. 5) Sakramen Pembaptisan sebagai tanda permulaan perutusan. 6) Kesaksian perorangan dan kerasulan terpadu sebagai metode perutusan. Kedua, problem utama dalam kerasulan awam di Keuskupan Atambua adalah lemahnya semangat misioner. Problem ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, pudarnya perasaan religius, dan lemahnya motivasi. Akar-akar persoalan ini dapat diatasi dengan memasyarakatkan ASG, mendekatkan kaum awam kepada Tuhan, serta mengontekstualisasikan ajaran dan menggunakan sastra sebagai sarana ajaran. Ketiga, CRSM merupakan sastra lisan Ema Tetun yang berbentuk fiksi serta mengandung pesan moral individual, sosial, dan religius. Keempat, CRSM memiliki makna perutusan seturut pandangan ASG tentang kerasulan awam. Secara khusus, CRSM mampu membaca pandangan ASG yang berkaitan dengan enam unsur pembentuk makna perutusan. CRSM menghadirkan 1) Nai Maromak (Tuhan) sebagai Pengutus. 2) Samodo Mauk sebagai utusan. 3) Ema seluk iha raiklaran (orang lain di dunia) sebagai sasaran perutusan. 4. Haroe rai no fo dame (menguduskan/menata dunia dan menebarkan damai) sebagai tujuan perutusan. 5) Penyandangan Surik Ksadan We Au Lain (Sabda Tuhan/Kristus) dan penunggangan Kuda Aman Babasi (Roh Kudus) sebagai awal perutusan. 5) Kesaksian perorangan sebagai cara kerja. Kelima, Hasil penelitian memiliki implikasi terhadap kerasulan awam di wilayah Tetun, Keuskupan Atambua. Implikasi ini berkenaan dengan 1) upaya peningkatan pengetahuan kaum awam lewat makna CRSM. 2) Upaya peningkatan perasaan religius kaum awam lewat amanat CRSM. 3) Upaya peningkatan motivasi kaum awam untuk merasul lewat konteks dan bentuk teks CRSM. Ketiga implikasi tersebut ditujukan kepada Gereja lokal Keuskupan Atambua dan kaum awam di wilayah Tetun yang disebut Ema Tetun.} }