@thesis{thesis, author={WICAKSONO ACHMED}, title ={ANALISIS FRAMING BERITA DUGAAN KRIMINALISASI SBY TERHADAP ANTASARI AZHAR DI MEDIA ONLINE DETIK.COM DAN SINDONEWS.COM, PERIODE 14-15 FEBRUARI 2017}, year={2017}, url={https://eprints.stikosa-aws.ac.id/104/}, abstract={Dunia Jurnalistik Online memang sedang berjaya, kecepatan akses informasi yang bisa diakses kapanpun dimanapun menjadikan media online sebagai primadona sumber informasi dan menggerus perlahan keberadaan sumber informasi lainnya semisal media cetak dan media elektronik. Detik.com menjadi salah satu pelopor keberadaan media online di Indonesia yang bisa dijadikan standar perkembangan media online di Indonesia. Kasus dugaan kriminalisasi yang dilakukan SBY terhadap Antasari menyedot perhatian khalayak Indonesia, apalagi terjadi di detik-detik terakhir menjelang Pilkada yang akan dilakukan esok harinya yakni 15 Februari 2017. Sementara Antasari buka suara mengenai keadaan yang menimpa dirinya pada 14 Februari 2017. Antasari menyebut nama Harry Tanoe juga sebegai salah satu yang terlibat. Ini memberikan shock therapy lain kepada khalayak. Detik.com memberikan ruang pada kasus ini dengan menjadikannya di dalam rubrik fokus, dengan judul ‘Antasari Blak-Blakan’. Menjadi menarik karena, peristiwa yang diletakkan pada rubrik ini di Detik.com sering menyita fokus pembacanya. Selain itu diletakkannya pemberitaan ini di rubrik fokus mengartikan bahwa berita ini sering dicari pada saat itu. Sementara, Sindonews.com yang merupakan milik Harry Tanoe yang namanya disebut Antasari terlibat pada dugaan kriminalisasi dirinya oleh SBY. Penelitian ini berjenis Deskriptif Kualitatif dengan metode Analisis Framing. Teori yang digunakan adalah teori Analisis Framing milik William A. Gamson dan Modigliani terhadap pemberitaan kasus ini. Model teori ini menggunakan 2 perangkat yakni perangkat Framing dan perangkat penalaran. Total pemberitaan dari kedua portal ini yang akan diteliti yakni berjumlah 27 berita. Dari Detik.com diambil 17 berita. Dan dari Sindonews.com diambil 10 Berita. Secara umum, hasil penelitian menyebutkan bahwa Detik.com membingkai peristiwa tersebut dengan berimbang. Pemberitaan yang disajikan berimbang dengan narasumber yang sesuai porsinya. Keberimbangan ini berasal dari pemberitaan yang bernarasumber dua kubu yang berseteru yakni SBY dan Antasari Azhar. Sementara, Sidonews.com selain memberikan porsi yang tidak seimbang untuk dua kubu yang berseteru, memilih membuat angle berita yang memojokkan pihak Antasari. Berita yang bernarasumber SBY menjadi berita yang paling banyak dimunculkan oleh Sindonews.com.} }