@thesis{thesis, author={Rahmawati Eka Suci}, title ={PESAN MORALPADA FOTO “THE PHILIPPINES' MOST OVERCROWDED JAIL”}, year={2018}, url={https://eprints.stikosa-aws.ac.id/160/}, abstract={Foto jurnalistik memiliki kekuatan untuk menjembatani keterbatasan bahasa. Lewat selembar foto, seseorang dapat bercerita mengenai suatu peristiwa, kegiatan, ekspresi, atau bahkan berbagi ide/gagasan kepada orang lain. Noel Celis menjadi satu dari sekian fotografer yang memotret peristiwa di dalam penjara kota Quezon dalam sudut pandang kemanusiaan. Dari foto yang dihasilkannya berusaha menyampaikan gagasan dan pesannya mengenai narapidana yang harus berdesakan demi bertahan hidup. Di dalam penjara, para narapidana terpaksa tidur berdesakan hanya beralaskan lantai beton atau di semua ruang yang tersedia. Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pesan moral dari foto “The Philippines’ Most Overcrowded Jail” karya Noel Celis pemenang ketiga World Press Photo kategori general news tahun 2017? Dengan mengungkap makna denotasi, konotasi, dan mitos menurut Roland Barthes yang terkandung dalam foto karya Noel Celis. Dari data yang dikaji melalui semiotika Roland Barthes, diperoleh beberapa hasil, yaitu: makna denotasi yang memperlihatkan 19 narapidana sedang tidur di penjara dengan keadaan saling berhimpitan satu sama lain di anak tangga sebuah penjara. Untuk analisis konotasi, penjara Quenzon tidak layak untuk ditempati lebih dari kapasitas yang sudah ditentukan. Tidak adanya moral atau prilaku baik dari pihak penjara untuk membuat para narapidana hidup layak dan sewajarnya. Dari penelitian ini dapat dibuktikan bahwa foto jurnalistik dapat mengungkapkan sebuah pesan yang tersirat di dalam sebuah visual dalam foto. Kata Kunci: foto jurnalistik, pesan moral, semiotika, penjara Filipina, Noel Celis, World Press Photo} }