@thesis{thesis, author={LIANA SYSKA}, title ={AHOK DALAM ARENA KOMUNIKASI POLITIK DI INDONESIA (Dalam Perspektif Teori Arena Pierre Bourdieu)}, year={2016}, url={https://eprints.stikosa-aws.ac.id/232/}, abstract={Skripsi berjudul “Ahok dalam Arena Komunikasi Politik di Indonesia (Dalam Perspektif Teori Arena Pierre Bourdieu)” ini bertujuan untuk mengetahui posisi Ahok dalam arena komunikasi politik di Indonesia. Dalam skripsi ini, Ahok dipahami sebagai komunikator politik yang memiliki strategi dan modal tertentu dalam upaya untuk melanggengkan dan memperjuangkan posisinya sebagai subjek dalam arena komunikasi politik di Indonesia. Pemilihan topik penelitian ini disebabkan oleh keberadaan Ahok yang menarik untuk dikaji secara mendalam dalam konteks komunikasi politik. Untuk mengungkap permasalahan yang dimunculkan dalam skripsi ini, peneliti berdasar pada metode penelitian kualitatif. Adapun pemilihan metode terebut disebabkan oleh relevansi metode dalam mengungkap permasalahan penelitian. Relevansi tersebut tampak pada kemampuan metode ini dalam mengungkap hal-hal esensial dari perilaku atau gaya komunikasi Ahok. Sebagai penajam analisis, peneliti menggunakan teori Arena Pierre Bourdieu. Secara sederhana, teori Arena merupakan teori yang dapat digunakan untuk menganalisis posisi subjek dalam memenangkan atau melestarikan posisinya dalam arena pergulatan dan perjuangan politik. Dalam melakukan analisis, peneliti menggunakan dua tahap analisis, yakni pertama analisis habitus untuk mengetahui habitus yang mendasari perilaku Ahok, dan kedua analisis posisi Ahok dalam arena komunikasi politik di Indonesia. Berdasarkan analisis, peneliti menemukan bahwa gaya atau perilaku komunikasi politik Ahok yang berwatak lugas, terbuka, dan emosional bukanlah sesuatu yang tidak memiliki akar historis. Berdasarkan analisis yang dilakukan, gaya atau perilaku komunikasi politik tersebut dibentuk oleh modal budaya, modal ekonomi, modal sosial, dan modal simbolik yang dimiliki oleh Ahok. Adapun Analisis yang dilakukan oleh peneliti terhadap posisi Ahok dalam arena komunikasi politik di Indonesia menghasilkan temuan bahwa Ahok terus menerus mengalami disposisi. Itu berarti bahwa dalam arena tersebut, Ahok sebagai aktor sekaligus agen individu, mengalami pergulatan, baik apakah itu pergulatan yang berusaha mendisposisi Ahok untuk keluar dari arena tersebut, atau mendisposisi posisi Ahok untuk menempatkannya di sentrum arena komunikasi politik di Indonesia. Ini berarti bahwa Ahok merupakan subjek yang posisinya terus menerus mengalami pergulatan dan perjuangan dalam arena komunikasi politik di Indonesia.} }