@thesis{thesis, author={Manik Juwandi Sarong}, title ={Tau-Tau: Kajian Teologis tentang Makna Tau-Tau di Ke’te Kesu’ dan Implikasinya dalam Kehidupan Warga Jemaat Gereja Toraja Jemaat Bonoran Klasis Kesu’ Malenong}, year={2018}, url={http://digilib-iakntoraja.ac.id/1034/}, abstract={Juwandi Sarong Manik, 2020143898, Judul Skripsi ?Kajian TcoJogis Tentang Makna Tau-Tau Di Ke?te Kesu? dan Implikasinya Dalam Kehidupan Warga Jemaat Gereja Toraja Jemaat Bonoran Klasis Kesu? Malenong?. Pemilihan topik ini dilatarbelakangi mengenai pemaknaan patung Tau-tau yang menjadi Kontroversi dalam kehidupan masyarakat dan warga jemaat sehingga kondisi seperti inilah yang mengantar penulis untuk terlibat dalam suatu penelitian sebagai bentuk keprihatinan dan kecintaan terhadap kebudayaan seperti yang terjadi di Ke?te Kesu* tepatnya di Gereja Toraja, Klasis Kesu? Malenong, Jemaat Bonoran dikarenakan dalam realitas kehidupan berjemaat, di Jemaat tersebut persoalan mengenai patung Tau-tau ini merupakan bagian dari kehidupan Jemaat. Namun dalam pelaksanaannya orang-orang yang menggunakan patung Tau-tau itu kadang-kadang mengalami kendala dalam hatinya dan bertanya dalam hati bahwa apakah ini sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak, demikian juga pandangan dari orang lain yang memandang mengapa sudah menjadi ?Kristen? masih membuat patung Tau-tau. Skripsi ini bertujuan untuk menguraikan makna religius Tau-tau di Ke?te Kesu serta untuk menjelaskan implikasi makna Tau-tau dalam kehidupan Warga Jemaat Gereja Toraja Jemaat Bonoran klasis Kesu? Malenong. Tau-tau (/aw=orang) ialah patung atau boneka sebagai personifikasi dari seseorang yang meninggal dunia. Biasanya golongan bangsawan (Puang) yang dirapa?i di buatkan Tau-tau (tau tau nangka), pada upacara penguburannya, dan tau tau lampa (lampa=bambu) untuk bangsawan yang tidak mampu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dengan pendektan kualitatif yaitu dengan mengamati dan melakukan wawancara dengan tujuan mendapatkan informasi yang efektif sehunungan dengan masalah yang penulis kaji. Dari hasil wawancara dan pengamatan serta analisis data, dapat disimpulkan bahwa Tau-tau setelah di Tahbiskan dalam suatu upacara Rambu solo' maka roh dari orang yang meninggal tersebut masuk kedalam patung Tau-tau tersebut makanya dia diberikan persembahan. Tau-tau itu merupakan simbol stratifikasi sosial bagi yang meninggal. Makna Tau-tau telah berubah setelah berjumpah dengan Kekristenan sehingga wadah untuk melestarikan cinta kasih kepada Almarhum oleh keluarga.} }