@thesis{thesis, author={Marlina Eva}, title ={Berteologi Kontekstual dalam Ritus Mangrumbu Langi’ di Gereja Toraja Jemaat Imanuel Kapolang Klasis Piongan Denpiku}, year={2019}, url={http://digilib-iakntoraja.ac.id/1144/}, abstract={Eva Marlina, Jurusan Teologi, 2020154387 mengkaji dan menulis skripsi dengan judul: Berteologi Kontekstual Dalam Ritus Mangrambu Langi? Di Gereja Toraja Jemaat Imanuel Kapolang, Klasis Piongan Dcnpiku. Kata Kunci: Mangrambu Langi\ pengakuan dosa, penghayatan, iman, pengampunan. Skripsi ini penulis kaji di bawah bombingan Oktaviandy Rantelino, M.Si selaku pembimbing I, bersama dengan Tri Oktavia Hartati Silaban, M.Th selaku pembimbing ke II, dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif melalui penelitian lapangan. Skripsi ini penulis kaji dengan maksud mengetahui kembalik Aluk, Adat dan kebudayaan Toraja sekaitan dengan ritus-ritus pembakaran korban penghapus dosa untuk Puang Matua, di Kapolang. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan analisis sejarah dan latar belakang dengan kontekstual untuk mengkaji kebudayaan Mangrambu Langi? masyarakat Toraja di Kapolang yang meyakini bahvva ritus Mangrambu Iuingi' sebagai ritus yang dapat menghapuskan dosa manusia serta mendamaikan diri manusia dengan Puang Matua agar Tallulolona tidak rusak maupun celaka. Seperti halnya dala Perjanjian Lama dalam Kitab Imamat 4:1-21, korban penghapus dosa digambarkan melalui hewan pelihraan. Namun beda halnya didalam Peijanjian Baru, Korban Penghapus dosa yang menyelamatkan mamnusia dari belenggu dosa yang mengakibatkan maut adalah melalui Yesus Kristus. Karena Korban yang sesungguhnya didalam Yesus Kristus telah tergenapi, maka manusia tidak lagi mempersembahkan korban bakaran, hanya dengan mengakui dosa dengan sungguh- sungguh maka manusia memperoleh pengampunan didalam Allah. Dengan demikian Mangrambu lxmgi? dapat diadopsi menjadi suatu akta pengakuan dosa bagi yang melakukan kesalahan agar pengakuan dosa tidak sekedar pengakuan saja, namun benar-benar ada penghayatan dalam akta tersebut Stelah melakukan penelitian ini, penulis berharap bahwa pemahaman anggota Jemaat Imanuel Kapolang tentang pengakuan dosa tidak lagi seperti semuala yang hanya sekedar akta saja, tetapi pemahaman itu dibaharui melalui pengetahuan mereka mengenai ritus Mangrambu Langi?. Dengan demikian penulis berharap agar anggota Jemaat memiliki iman yang semakin sempuma kepada Tuhan kepada Tuhan karena memiliki pemahaman yang baik tentang ritus Mangrambu Langi' sebagai akta pengakuan dosa.} }