@thesis{thesis, author={Pabisa Nampi}, title ={Penatua dan Katekisasi Baptisan Anak Tinjauan Teologis Mengenai Pemahaman Penatua tentang Baptisan dan Katekisasi Baptisan Anak di Gereja Toraja Jemaat Patongko Klasis Sa’dan}, year={2018}, url={http://digilib-iakntoraja.ac.id/1310/}, abstract={Nampi Pabisa: 2020143901, tahun 2018 telah menyusun Skripsi yang berjudul Penatua dan Katekisasi Baptisan, dengan sub judul: ??Tinjauan Teologis Mengenai Pemahaman Penatua tentang Baptisan dan Katekisasi Baptisan Anak di Gereja Toraja Jemaat Patongko Klasis Sa?dan?. Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman penatua mengenai makna baptisan dan katekisasi baptisan di Jemaat Patongko Klasis Sa?dan. Dosen pembimbing I: Djidon Lamba, S.Th, M.PdK , dan Dosen pembimbing II: Petrus Tiranda, M.Th. Katekisasi baptisan anak adalah suatu kebutuhan dalam lingkup pelayanan Gerejawi. Katekisasi baptisan merupakan salah satu pengajaran iman kristen kepada orangtua calon baptis dalam menjalankan tugasnya dalam mendidik anak- anak mereka kepada pengenalan akan Kristus. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yaitu dengan mengamati dan melakukan wawancara dengan tujuan mendapatkan informasi tentang pemahaman dan peranan penatua dalam katekisasi baptisan anak kepada orangtua calon baptis. Dalam skripsi ini, penulis menyimpulkan bahwa Sebagian besar Penatua Gereja Toraja Jemaat Patongko Klasis Sa?dan telah memahami makna baptisan bagi anak-anak , tetapi ada beberapa Penatua yang belum memahami dengan benar mengenai makna baptisan tersebut. Hal ini disebabkan karena kurangnya bimbingan antara penatua dengan pendeta. Penatua Gereja Toraja Jemaat Patongko menyadari pentingnya pelaksanaan katekisasi Baptisan anak, namun mereka kurang aktif dalam dalam pelaksanaan katekisasi. Hal ini disebabkan karena penatua di Jemaat Patongko tidak menyadari akan pentingnya peranan serta tugas dan tanggungjawabnya dalam pelaksanaan katekisasi tersebut. Dalam hal ini, ketegasan dari pendeta yang bersangkutan juga dibutuhkan untuk membuat majelis Gereja kembali melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan masing-masing, secara khusus Penatua.} }