@thesis{thesis, author={Ganti Rias}, title ={Sejarah Berdirinya Gereja Protestan Indonesia Luwu: suatu Kajian Teologis Historis Mengenai (pra) Berdirinya Gereja Protestan Indonesia Luwu (GPIL) di Tanah Luwu}, year={2009}, url={http://digilib-iakntoraja.ac.id/1323/}, abstract={RIAS GANTI dengan sebuah karya ilmiah SEJARAH BERDIRINYA GEREJA PROTESTAN INDONESIA LUWU (GPIL) dan dengan Sub Judul: Suatu Tinjauan Teologis Historis Tentang Pra-Berdirinya Gereja Protestan Indonesia Luwu (GPIL) 1955-1966 di Tanah Luwu. Secara umum tulisan saya ini berbicara tentang sejarah Pra-berdirinya Gereja Protestan Indonesia Luwu (GPIL) 1955-1966 dimana GPIL merupakan persekutuan orang-orang percaya yang hadir dan tetap eksis di tengah begitu banyaknya tantangan yang dihadapi sejak Pra- hingga berdirinya GPIL. GPIL tidak hadir dengan begitu saja melainkan melalui begitu panjang dan rumitnya sebuah proses yang terus berjalan seiring dengan bergulirnya waktu, GPIL juga memiliki sebuah keterkaitan dengan daerah dimana GPIL hadir dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan Luwu dan selain dari pada itu gereja dan sejarah merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan sebab gereja juga dibentuk oleh sejarah yang di dalamnya ditemui berbagai macam peristiwa yang membentuk gereja menjadi sebuah persektuan yang kuat dan mampu melalui kurun waktu yang cukup panjang dan rumit. GPIL merupakan salah satu persekutuan yang mampu melalui kurun waktu yang di dalamnya seringkali terjadi peristiwa yang berbau politik dan tragis namun membuahkan hasil yang membuat GPIL dapat diterima menjadi bagian dari Luwu dan dapat mendapat tempat tersendiri di kalangan masyarakat Luwu yang pada umumnya memeluk agama Islam, dan dengan demikian GPIL mampu menjawab tantangan yang dihadapinya baik itu yang bersifat intern maupun ekstern, dan di dalam hal inilah ditemukan serangkaian keunikan yang melatarbelakangi berdirinya GPIL. Dengan demikian gereja dan sejarah merupakan fenomena duniawi yang menampilkan gambaran dari persekutuan umat Allah di dalam persekutuan sebagai bagian dari tubuh Kristus dan Kristus sendiri yang menjadi kepalanya.} }