@thesis{thesis, author={Nita Paretanan}, title ={Strategi Pelayanan Misi kepada Penyandang Disabilitas di Gereja Toraja Jemaat Sion Pasang, Klasis Sa’dan Ulusalu}, year={2023}, url={http://digilib-iakntoraja.ac.id/915/}, abstract={Nita Paretanan, 2320197119. Strategi Pelayanan Misi kepada Penyandang Disabilitas di Gereja Toraja Jemaat Sion Pasang, Klasis Sa?dan Ulusalu. Penyandang disabilitas adalah seseorang yang memiliki keterbatasan aktivitas karena fungsi atau struktur tubuh yang tidak lengkap secara fisik serta seringkali tersisihkan secara sosial, karena sesuatu yang normal diletakkan pada fisik yang sempurna bukan pada orang yang disabilitas. Oleh karena itu, mereka adalah orang-orang yang mestinya dirangkul, kehadiran Tuhan mestinya mereka rasakan melalui kehadiran orang lain disekitarnya. Oleh karena itu, hal inilah yang mendasari penulis mengangkat masalah tentang penyebab penyandang disabilitas dimarjinal dan strategi pelayanan misi yang tepat kepada penyandang disabilitas yang ada di Gereja Toraja Jemaaat Sion Pasang, Klasis Sa?dan Ulusalu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahaui apa yang menyebabkan penyandang disabilitas sering dimarginalkan serta menemukan stategi misi yang tepat bagi penyandang disabilitas di Gereja Toraja Jemaat Sion Pasang, Klasis Sa?dan Ulusalu. Jenis penelitian yang digunakan penulis ialah jenis penelitian metode kualitatif dengan pendekatan deskripstif melalui wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Kesimpulan hasil penelitian tentang penyebab penyandang disabilitas di marginalkan yaitu faktor internal (munculnya rasa tidak percaya diri penyandang disabilitas) dan faktor eksternal (orang lain menganggap bahwa penyandang disabilitas itu tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan orang lain). Sedangkan strategi misi yang tepat kepada penyandang disabilitas di Gereja Toraja Jemaat Sion, klasis Sa?dan Ulusalu adalah strategi Misi Persahabatan. Misi persahabatan yaitu bagaimana penyandang disabilitas dianggap sebagai sahabat kemudian dirangkul serta dimotivasi untuk bertumbuh di dalam Kristus. Sebab mereka juga adalah gambaran Allah, karena pada diri mereka terdapat Imago Dei, sebab kesempurnaan gambar Allah itu tidak selalu harus diukur dari kesempurnaan secara fisik saja. Tuhan Yesus sendiri setelah kebangkitannya justru menunjukkan kecacatannya secara fisik tetapi kemudian misi penyelamatannya tetap sempurna/tidak bercacat.} }