@thesis{thesis, author={Pasino Rensi Murni}, title ={Perkawinan Beda Agama: Kajian Hermeneutika tentang Makna Perkawinan Beda Agama dalam Surat 1 Korintus 7:12-16.}, year={2013}, url={http://digilib-iakntoraja.ac.id/972/}, abstract={Rensi Murni Pasino, NIRM 20082810. Judul: PERKAWINAN BEDA AGAMA. Sub Judul: Kajian Hermeneutika tentang Makna Perkawinan Beda Agama dalam Surat 1 Korintus 7:12-16, Skripsi. Dibimbing oleh DR. Agustinus Ruben M.Th (pembimbing I) dan Pdt. Samuel Tokam S.Th (pembimbing II). Perkawinan merupakan peristiwa yang sangat penting dalam masyarakat. Dengan hidup bersama, kemudian melahirkan keturunan yang merupakan sendi utama bagi pembentukan negara dan bangsa. Namun, ada rumah tangga masa kini yang dibangun di atas agama yang berbeda. Hal tersebut yang menjadi masalah dalam penelitian ini bahwa perkawinan beda agama itu memengaruhi keharmonisan dalam rumah tangga dan juga dampak terhadap keturunannya. Berdasarkan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa makna perkawinan beda agama dalam teks surat 1 Korintus 7:12-16. Dalam surat 1 Korintus 7:12-16 merupakan nasihat Paulus kepada orang yang telah kawin bahwa bagi pasangan yang beriman janganlah menceraikan pasangannya yang tidak beriman karena pasangan yang tidak beriman itulah yang mau tinggal bersama pasangan yang beriman. Kemudian pasangan yang beriman itu akan menguduskan pasangannya yang tidak beriman, juga berdampak pada anak- anaknya. Tetapi jika pasangan yang tidak beriman itu yang mau menceraikan pasangannya, itu diperbolehkan. Untuk mengetahui makna perkawinan beda agama dalam teks surat 1 Korintus 7:12-16, disini penulis melakukan penelitian kualitatif melalui kajian hermeneutika dengan menggunakan metode kritik tata bahasa dan kritik historis. Dari hasil kajian yang dilakukan penulis, maka makna perkawinan beda agama dalam teks 1 Korintus 7:12-16 adalah suami atau istri yang beriman harus bertanggungjawab untuk menjadi teladan terhadap keluarganya dalam hal sikapnya yang berkenan di hadapan Tuhan. Karena pasangan yang tidak beriman tersebut yang setuju untuk tinggal bersama. Tetapi pasangan yang beriman tidak dapat menyelamatkan yang tidak beriman.} }