@thesis{thesis, author={Joko Trilaksono 8710104012}, title ={Kidungan: Suatu Tinjauan Gaya Jombang dan Surabaya}, year={1991}, url={http://digilib.isi.ac.id/1009/}, abstract={Karya seni adalah salah satu hasil kreativitas manusia. Kidungan merupakan kebanggaan bagi kita semua dam perlu dljaga kelestariannya. Di Jawa Timur terdapat beberapa gaya kidungan diantaranya gaya Jombangan dan gaya Surabaya. Kedua gaya tersebut mempunyai ciri tersendiri bila dilihat dari beberapa segi. Garap wiled dan Iuk menunjukkan perbedaan antara kedua gaya tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa kidungan gaya Surabaya merupakan perkembangan dari kidungan gaya Jombang, mangingat Iatar belakang tumbuhnya kidungan pertama kali di daerah Jombang. Berkat cak Durrasyim lah kidungan tersebut sampai di Surabaya dengan perkembangan selaras dengan kemampuan seniman penyaji, namun tidak meningga1kan sepenuhnya kidungan asli. Perkembangkn cengkok yang terdapat pada kidungan, nampak sekali dengan adanya cengkok petholan dan cengkok ndhangdhutan yang disajikan oleh pelawak ludrug. Perkembangan cengkok tersebut sekitar tahun 1980, padahal kidungan sudah ada sejak tahun 1850 bersamaan dengan sejarah ludrug Besutan. Dengan demikian jelas perkembangan kidungan tersebut belum bégitu lama. Tokoh dari perkembangan kidungan tersebut Cak Kartolo dan cak Sidik Wibisono. Bentuk Kidungan Jawa Timuran jika dibandingkan dengan persyaratan yang gda di parikan dapat ditarik kesimpulan bahwa kidungan Jawa Timuran terdiri atas dua larik den empat larik. Persajakan juga diperhatikan, begitu pula sampiran terutama pada kidungan dua Iarik. Isi syair kidungan juga ada perkemhanqan. Dahulu terbatas pada nasehat tentang hidup berumah tangga, dewasa ini terdapat sindirian terhadap penonton atau pendengar bahkan terselipi dengan program pemerintah. Hal tersebut dapat disimak secara langsung maupun tidak lanqsung terutama pada penyajian kidungan pada lawak.} }