@thesis{thesis, author={Wardani Utami Sri}, title ={Sesak}, year={2021}, url={http://digilib.isi.ac.id/10376/}, abstract={Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbagai macam perbedaan baik itu dari segi fisik, akal, sikap maupun lingkungan. Karena perbedaan merupakan suatu keniscayaan yang pasti terjadi di kehidupan ini, dan setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap hadirnya berbagai macam perbedaan itu. Berbicara tentang perbedaan, manusia juga telah dibutakan oleh hadirnya standar kecantikan perempuan, standar kecantikan telah membuat manusia gampang menganggap remeh fisik orang lain, mulut dengan mudahnya menghina dan mencaci dengan alasan bercanda, seakan-akan kita lupa bahwa manusia memiliki perasaan yang harus dijaga. Terlebih perempuan adalah makhluk yang lebih mementingkan perasaan dibanding logika. Tak heran jika perasaan, emosi, empati, simpati, dan perilaku lemah lembut melekat pada perempuan. Kata-kata yang dilontarkan mungkin dianggap hanyalah sebuah kata yang tidak memiliki arti, namun berbeda dengan orang yang dilontarkan kata-kata tersebut sehingga lahirlah kata yang disebut Body Shaming, dalam hal ini menjadikan alasan seseorang mudah menjadi tidak percaya diri dengan apa yang dia punya sekarang. Karya tari ini bersumber dari pengalaman empiris penata selama menjadi penari bertubuh besar, yang mendapatkan perlakuan Body Shaming oleh orang-orang terdekat bahkan orang yang tidak dikenal. Melalui karya yang diciptakan adalah sebagai pembuktian bahwa penari berbadan besar juga memiliki kemampuan, dan potensi yang sama seperti penari yang berbadan ideal lainnya, karena tugas utama seorang penari adalah menyadari tentang potensi ekspresif kehebatan tubuhnya, serta mampu mengembangkan fisiknya secara maksimum. Mengutamakan kesadaran seperti itu, akan menghasilkan kebebasan yang leluasa dalam penemuan dan penampilan sebuah karya. Karya ini disajikan kedalam Dance Video dengan menggunakan teknik sinematografi. Pemilihan teknik sinematografi berfungsi sebagai mata penonton, dan penata juga dapat memilih secara langsung gerakan mana yang menjadi fokus pengambilan gambar, agar maksud dari karya dapat tersampaikan kepada penonton.} }