@thesis{thesis, author={Afif and Fery Hendra }, title ={Istiarah Fii Abyatiy Syiri Al Imam As Syafii}, year={2016}, url={http://digilib.uinsby.ac.id/9595/}, abstract={Skripsi yang berjudul ?Isti?arah Dalam Bait-Bait Syair Imam Syafi?i membahas tentang karakteristik dan macam-macam bentuk Isti?arah yang terkandung dalam setiap bait-bait syair Imam Syafi?i. Jadi, penulis mencari hubungan Isti?arah atau keserupaan timbal-balik yang saling mempengaruhi antara pengarang dan karya sastranya. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah metode strukturalisme genetik-ekstrinsik. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis melakukan analisis Isti?arah Dalam Bait-Bait Syair Imam Syafi?i. Di dalam analisis ini ada dua rumusan masalah yang dibahas yaitu; Apakah Isti?arah itu dan macam-macamnya beserta apa manfaatnya; dan Bagaimana bentuk Isti?arah dalam bait-bait syair Imam Syafi?i beserta macam-macam dan manfaatnya. Analisis ini penulis lakukan dengan menggunakan metode penelitian pengembangan kepustakaan, yang pengambilan datanya dari sumber-sumber pustaka, data-data yang terkumpul dari berbagai sumber yang membicarakan mengenai tema utama dari analisis ini kemudian dianalisis dengan menggunakan metode berfikir deduktif, induktif, dan menggunakan metode pendekatan ilmiah, kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif analisis. Setelah berbagai proses atau analisis dilakukan, maka mencapai beberapa kesimpulan dalam penelitian ini bahwa: (1). Imam Syafi?i adalah ulama yang hidup pada masa Abbasiyah, nama aslinya Abu ?abadillah Muhammad bin Idris bin Abbas. Nasab beliau bertemu dengan Nabi pada kakeknya Abdul Manaf. Beliau hijrah dari Palestina tempat lahirnya ke Makkah pada umur 2 tahun, disana beliau menghafal Al-Qur?an dan mempelajari bahasa dan sastra selama dua tahun sehingga beliau fasih dalam berbahasa Arab, disamping itu beliau bergaul dengan kaum yang pandai berbahasa Arab. Imam Syafi?i tidak membuat buku khusus bahasa dan Sastra Arab, tetapi tidak diragukan kefasihannya. (2) yang dimaksud dengan Isti?arah adalah salah satu bagian dari majaz lughawi yang tasybihnya dibuang salah satu tharafnya. Oleh karenanya hubungan antara makna hakiki dengan makna majazi adalah musyabahah. Adapun manfaat syair Imam Syafi?i adalah sebagai sarana dakwah untuk memperbaiki akhlak seperti kebaikan, ketakwaan dan petunjuk.} }