@thesis{thesis, author={Yuyun }, title ={Tradisi Upacara Slametan Kematian di Dusun Moyoruti Desa Brengkok Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan: studi akulturasi budaya Islam dan Jawa}, year={2012}, url={http://digilib.uinsby.ac.id/9832/}, abstract={Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan yang berjudul Tradisi Upacara Slametan Kematian Di Dusun Moyoruti Desa Brengkok Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan (Studi Akulturasi Budaya Islam Dan Jawa), adapun permasalahan yang akan dibahas yaitu: 1) Apa yang melatar belakangi masyarakat Dusun Moyoruti Desa Brengkok Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan melaksanakan tradisi upacara slametan kematian, 2) Bagaimana proses pelaksanaan upacara slametan kematian di Dusun Moyoruti Desa Brengkok Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan, 3) Bagaimana akulturasi budaya Islam dan Jawa dalam upacara slametan kematian di Dusun Moyoruti Desa Brengkok Kecamtan Brondong Kabupaten Lamongan? Data penelitian diperoleh melalui cara interview, obsevasi, dan dokumentasi. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Asal mula adanya suatu tradisi upacara slametan kematian di Dusun Moyoruti Desa Brengkok Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan adalah dari adat istiadat orang Jawa atau nenek moyang yang masih melekat sampai sekarang dengan disisipi bacaan-bacaan agama Islam. 2) Adapun proses pelaksanaan upacara slametan kematian Dusun Moyoruti Desa Brengkok Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan yaitu upacara brobosan itu dilaksanakan sebelum pemakaman, pada saat selesai dimakamkan disebut upacara surtanah dengan tumpeng, dan pada malam harinya, pada hari ketiga pada siang hari makanan biasa dibagikan ke tetangga, pada malam hari dengan tumpeng, pda malam selanjutnya sama dengan hari ketiga. 3) Dan akulturasi budaya dalam tradisi upacara slametan kematian terdapat dua kultur yaitu Islam dan Jawa. Dalam tradisi Jawa terdapat upacara Surtanah yang dilaksanakan saat selesai pemakaman, satu-tujuh hari kematian, empat puluh, seratus hari, pendak, kemudian seribu hari kematiannya. Sedangkan dalam Islam yaitu bacaan-bacaan doa, dan ajaran tentang mendoakan orang yang meninggal dan menjalin silaturrahim, dan menghibur keluarga yang ditinggalkan. Yang lebih penting lagi adalah masalah keimanan, diharapkan pada para ulama Dusun Moyoruti untuk tetap menjaga dan memberikan pengertian supaya tidak terjerumus pada kemusyrikan.} }