@thesis{thesis, author={ and Lisnawaty }, title ={PENGARUH KEMAMPUAN AWAL DAN MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN}, year={2016}, url={http://digilib.unimed.ac.id/9709/}, abstract={Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal , model pembelajaran dan interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa SMA pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 18 Medan. Sampel kelas diambil 2 kelas secara teknik sampling sederhana, selanjutnya sampel siswa ditentukan dengan mengukur kemampuan awal siswa. Setiap kelas sampel diambil sebanyak 20 orang siswa masing-masing setiap kelas terdiri dari 10 orang siswa berkemampuan awal rendah dan 10 orang siswa berkemampuan awal tinggi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian 2 x 2. Ada dua faktor yang diujicobakan yaitu faktor A: kemampuan awal yang terdiri dari dua taraf yaitu kemampuan awal rendah (A1) dan kemampuan awal tinggi (A2), faktor B: model pembelajaran yang terdiri dari ada dua taraf yaitu discovery learning (B1) dan inkuiri terbimbing (B2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi bila dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery learning memberikan rata-rata hasil belajar yang paling tinggi sebesar 91,8 ± 4,52 dan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah bila dibelajarkan dengan model pembelajaran discovery learning menunjukkan rata-rata hasil belajar yang paling rendah sebesar 80,3 ± 6,18. Siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi bila diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukkan rata-rata hasil belajar lebih tinggi sebesar 83,5 ± 5,99 dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah menunjukkan rata-rata hasil belajar sebesar 80,9 ± 6,54. Secara statistik dibuktikan bahwa ada perbedaan secara signifikan rataan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran discovery learning dan tidak ada perbedaan secara signifikan rataaan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk pengajaran yang menerapkan kemampuan awal rendah maupun tinggi. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji statistik anava dua jalur. Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan ? sebesar 0,05 diperoleh hasil Fhit (AB) 5,78 ? Ftabel 4,11 bearti ada interaksi antara kemampuan awal dan model pembelajaran terhadap hasil belajar kimia siswa. Pada uji pengaruh sederhana siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi sebaiknya dibelajarkan dengan model discovery learning sedangkan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah sebaiknya dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbimbing.} }