@thesis{thesis, author={Izwita and Tri Wina }, title ={MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP N 3 GALANG}, year={2012}, url={http://digilib.unimed.ac.id/9860/}, abstract={Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui bagaimana model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3 Galang. (2) Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3 Galang melalui model pembelajaran inkuiri. (3) Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3 Galang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Galang tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 35 siswa. Objek dari penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah siswa melalui model pembelajaran inkuiri pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 3 Galang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri atas dua siklus. Instrumen pengumpulan data yaitu tes kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi, dan wawancara. Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Galang dengan peningkatan paling tinggi yaitu pada aspek perencanaan strategi penyelesaian soal. Pada pembelajaran siklus II guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran inkuiri, yakni dengan menerapkan kerangka pembelajaran yang terdapat pada model pembelajaran inkuiri dan memperbaiki kegagalan yang ditemui pada pembelajaran siklus I pada tahap menyampaikan masalah, tahap membuat hipotesis, tahap merancang percobaan, tahap melaksanakan percobaan, tahap refleksi, dan tahap membuat kesimpulan. Nilai rata-rata kelas pada tes kemampuan pemecahan masalah I diperoleh sebesar 53,64 sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II nilai rata-rata diperoleh sebesar 76,21. Jadi, diperoleh peningkatan rata-rata kelas sebesar 22,57. Pada tes kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas (tingkat kemampuan pemecahan masalah ≥65) ada 13 siswa (37,14%) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas (tingkat kemampuan pemecahan masalah ≥65) ada 32 siswa (91,43%). Berdasarkan hasil observasi pada setiap siklus, diperoleh nilai observasi pada siklus I sebesar 2,18 dengan kategori kurang baik sedangkan nilai observasi pada siklus II sebesar 3,18 dengan kategori baik. Sehingga diperoleh peningkatan nilai observasi sebesar 1,00. Pada siklus II diperoleh jumlah siswa yang memiliki nilai tuntas (tingkat kemampuan pemecahan masalah ≥65) yaitu 91,43% ≥ 85%. Ini berarti ketuntasan klasikal sudah tercapai.} }