@thesis{thesis, author={Pasaribu Maya Veby Damayanti}, title ={Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Dian Megah Indo Perkasa}, year={2018}, url={http://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/555/}, abstract={PT. DMIP merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri dengan berbahan baku plastik dan terletak di Badung, Jawa Barat. Produk yang di produksi memiliki target maksimal persentasi cacat yaitu 3%. Tercatat pada tahun 2017 dari produk yang di produksi sering melebih batas toleransi. Hal ini dapat dikatakan bahwa pengendalian kualitas terhadap produk masih kurang dilakukan oleh perusahaan. Untuk meminimasi kecacatan produk peneliti menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA).FMEA merupakan prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan. FMEA melibatkan serangkaian pertimbangan yang mencakupi sebagai pilihan yang sesuai untuk analisis. Tujuan proses FMEA adalah untuk menentukan prioritas perbaikan produk, untuk menghilangkan potensi kegagalan produk dan mengurangi peluang terjadinya potensi kegagalan produk yang kemudian diberikan usulan perbaikan produk untuk mengurangi dan mencegah mode kegagalan. Pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metode FMEA dalam penelitian ini yaitu menentukan produk dengan jumlah cacat tertinggi, menentukan jenis dan penyebab cacat, menentukan urutan prioritas perbaikan berdasarkan nilai RPN dan memberikan usulan tindakan perbaikan. Berdasarkan hasil penelitian produk yang terpilih yaitu medium bottle, mini bottle dan jumbo bottle. Terdapat 4 jenis cacat yaitu black spot, spotting, crack dan short shot. Penyebab kecacatan produk dipengaruhi oleh faktor manusia,metode dan mesin. Urutan prioritas dalam melakukan perbaikan berdasarkan nilai RPN adalah perbaikan untuk cacat black spot dan spotting, lalu cacat crack dan short shot. Usulan tindakan perbaikan seperti menetapkan standar prosedur dalam bekerja (SOP) secara tertulis dan pengaturan mesin, menetapakan standar pengontrolan operator, membuat pelatihan khusus bagi operator, melakukan perawatan mesin, dan menetapkan standar penggantian cetakan. Usulan yang diberikan ini berupa tindakan rekomendasi untuk perbaikan kecacatan terhadap produk.} }