@thesis{thesis, author={Nurhadi Hilman}, title ={Studi Perbandingan Kebutuhan Dan Produktivitas Tenaga Kerja Berdasarkan Sni Dan Praktik Di Lapangan}, year={2023}, url={http://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/8891/}, abstract={Persaingan di industri jasa konstruksi semakin ketat sepanjang tahapan proyek, mulai dari perolehan Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) hingga tender. Perusahaan konstruksi perlu siap menghadapi persaingan ini, karena ketidaksiapan dapat berdampak pada penurunan bisnis hingga berhenti beroperasi. Kegagalan tidak hanya tergantung pada kepemimpinan, tetapi juga pada kinerja tenaga kerja, yang mempengaruhi produktivitas. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perhitungan kebutuhan dan produktivitas tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja meliputi pembatasan akibat PSBB, fluktuasi hadir tenaga kerja, dan kualitas berdasarkan pengalaman mandor. Faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas meliputi keterampilan, pengalaman, ketidakhadiran, kurangnya pertemuan, kondisi cuaca, ketersediaan material, efektivitas penanganan, keterlambatan pembayaran, bekerja di ketinggian, kualitas peralatan, kerja lembur, motivasi, dan usia. Analisis menunjukkan bahwa kebutuhan dan produktivitas tenaga kerja pada beberapa tugas (tukang bekisting, pembesian, pengecoran) dalam proyek BASICS lebih rendah daripada kebutuhan yang dihitung berdasarkan perhitungan rencana AHS (Analisa Harga Satuan) SNI 2013, AHSP Bandung 2017, dan SNI 2022. Kebutuhan dan produktivitas tenaga kerja bekisting di lapangan cenderung lebih rendah dengan perbandingan (1:2:2:2). dalam pekerjaan tukang pembesian, hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan dan produktivitas tenaga kerja pembesian di lapangan juga lebih rendah daripada perhitungan rencana dari SNI 2013, AHSP Bandung 2017, dan SNI 2022. Dengan perbandingan (1:14:14:14). dalam pekerjaan tukang pengecoran, terdapat perbedaan kebutuhan dan produktivitas tenaga kerja di lapangan dibandingkan dengan perhitungan rencana dari SNI 2013 dan AHSP Bandung 2017. Perbandingan tersebut adalah 1:2:2. Namun, dalam konteks perhitungan SNI 2022, kebutuhan dan produktivitas tenaga kerja pengecoran di lapangan justru lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan rencana, dengan perbandingan 2:1.} }