@thesis{thesis, author={Laila Nur Hidayati and Sulhani Hermawan M.Ag}, title ={ADAT MIDODARENI KARATON KASUNANAN SURAKARTA DALAM PANDANGAN DALIL ‘URF}, year={2017}, url={http://eprints.iain-surakarta.ac.id/799/}, abstract={ABSTRAK Laila Nur Hidayati, NIM 132121040, “ADAT MIDODARENI KARATON KASUNANAN SURAKARTA DALAM PANDANGAN DALIL ‘URF .” Hukum perkawinan yang berlaku bagi tiap-tiap agama satu sama lain ada perbedaan, akan tetapi tidak saling bertentangan. Adapun di Indonesia telah ada hukum perkawinan yang secara otentik di atur dalam UU. No 1 tahun 1974 lembaran Negara RI. Tahun 1974 Nomor 1. Adapun penjelasan atas Undang-undang tersebut di muat di dalam Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3019 yang di dalam bagian penjelasan umum diuraikan beberapa masalah mendasar. Perkawinan menurut UU No 1 Tahun 1974 adalah Ikatan lahir batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdsarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Di dalam Islam di sebutkan bahwa akad nikah merupakan mitsaq (perjanjian) diantara sepasang suami dan istri. Allah berfirman di dalam surat an-nisa‟ (4) : 21. Menurut hukum adat, perkawinan bisa merupakan urusan kerabat, keluarga, persekutuan, martabat, bisa merupakan urusan pribadi, bergantung pada tata susunan masyarakat yang bersangkutan Dalam adat di Karaton kasunanan Surakarta istilah Upacara (bahasa jawa) merujuk pada kelengkapan, biasanya berwujud benda-benda seperti kayu, logam, tumbuhan, hewan dan lain sebaginya. Jadi istilah upacara dalam bahasa jawa berarti bendanya dan bukan acaranya. Istilah jawa lainya untuk upacara ini adalah ubarampe. Selanjutnya istilah Tatacara (bahasa jawa) merujuk pada acaranya, urutan acara, dan atau prosesinya Dari penjelasan diatas rumusanya masalahnya adalah Bagaimana prosesi adat Midodareni di Karaton Kasunanan Surakarta, Bagaimana pandangan dalil „Urf terhadap adat Midodareni Karaton Kasunanan Surakarta. Midodareni atau malam midodareni adalah sebutan rangkaian upacara yang diadakan di rumah calon mempelai wanita pada malam hari menjelang upacara panggih esok harinya. Inti dari acara Midodareni ini adalah malam dimana orang tua memberikan wejangan kepada calon mempelai wanita mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan rumah tangga suami dan istri Penelitian ini menggumakan metode deskriptif kualitatif, yang menjelaskan tentang Midodareni adat Karaton Surakarta. Data yang diperoleh yakni data-data berupa wawancara dan data dokumen dari Karaon Surakarta. Kemudian menjelaskannya dalam bentuk uraian kata-kata bukan berupa angka yang selanjutnya dipaparkan dalam bentuk laporan yang bersifat analisis Dari penelitian ini peneliti menemukan yakni teori dari Anwar Harjono dan Rahmat Hakim, walaupun masih ada beberapa teori juga yang peneliti temukan dalam proses penelitian ini. Kemudian dalam Pelaksanaan adat Midodareni adat Karaton Kasunanan Surakarta dilaksanakan sesuai adat yang dilaksanakan oleh nenek moyang terdahulu. Adat yang telah di terapkan bisa di kaji dengan pandangan hukum Islam melalu ilmu Ushul Fikih yaitu „Urf al- s}ah}id} Kata Kunci :Pernikahan, Adat, Midodareni, dan „Urf al- s}ah}id} xviii ABSTRACT Laila Nur Hidayati, NIM 132121040,” „URF VIEWS TO MIDODARENIADAT TRADITION KARATON SURAKARTA”. The marriage law that applies to each of these religions to each other is different, but not contradictory. As in Indonesia there has been a marriage law that is authentically regulated in the Act. No. 1 year 1974 sheet State of RI. Year 1974 Number 1. The explanation of the Law is contained in the Supplementary State Gazette of the Republic of Indonesia Number 3019 which in the section of general explanation outlined some basic problems. Marriage under Act No. 1 of 1974 is the Inner Boundary between men and women as husband and wife with the aim of forming a happy and eternal family (household) based on Belief in the One Supreme God. Midodareni or Midodareni night is the name of a series of ceremonies held at the home of the bride in the evening before the next day's tender ceremony. The essence of this midodareni event is the night where the parents give the bride a spelling about everything related to the husband and wife's household life This research describes qualitative descriptive method, which explains about Midodareni adat Karaton Surakarta. The data obtained are data in the form of interviews and document data from Karaon Surakarta. Then explain it in the form of a description of words not a number which is further described in the form of reports that are analytical From this research the researcher finds the result of theory that is used the theory of Anwar Harjono and Rahmat Hakim, although there are still some theory also which researcher find in this research process. Then in the Implementation of Midodareni adat Karaton Surakarta carried out according to custom carried out by previous ancestors. Adat that has been applied bias in review with the view of Islamic law through science Ushul Fikih namely 'URF Sahih Keywords: Marriage, Trad} }