@thesis{thesis, author={Anisa Nurul Ratna and Sandika Rica Dwi}, title ={TA: PENGARUH KONSENTRASI PELARUT DAN WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP EKSTRAKSI KUNYIT KUNING (CURCUMA LONGA L) DAN PENGARUH PH TERHADAP KESTABILAN WARNA HASIL EKSTRAKSI}, year={2020}, url={http://eprints.itenas.ac.id/1256/}, abstract={Kunyit kuning(Curcuma Longa L) merupakan tanaman tropis yang mudah ditemukan di Indonesia, umumnya digunakan sebagai pewarna alami dan pengharum makanan. Tanaman ini adalah salah satu tanaman rempah dan obat yang memberikan warna kuning cerah. Salah satu senyawa penting yang terdapat pada kunyit kuning yaitu kurkuminoid. Senyawa kurkuminoid bermanfaat untuk pencegahan, perawatan, dan pengobatan berbagai jenis penyakit karena bersifat antioksidan, antitumor, antikanker, antipikun, antimikroba, antiseptik, dan antiinflamasi. Kurkuminoid ini dapat dimanfaatkan sebagai zat warna alami untuk makanan karena akan memberikan warna kuning cerah. Warna pada kurkuminoid merupakan fungsi pH, sehingga larutan penyangga diperlukan untuk membuat warnanya stabil. Pada penelitian ini digunakan metode ekstraksi sokletasi dengan perbandingan nisbah bahan baku dengan pelarut 1:8 untuk mendapatkan ekstrak kurkuminoid. Ekstraksi dilakukan dengan beberapa variasi seperti waktu operasi (3, 6, 9, dan 12 jam),konsentrasi pelarut etanol (70% dan 96%), serta Analisis pH dan uji aktivitas sel leukimia P-388. Hasil yang diperoleh pada penelitian menunjukkan yield ekstraksi terbesar 18,62% dengan konsentrasi 955,68 ppm yaitu ekraksi kunyit kuning selama 9 jam dengan pelarut etanol 96%. 3. Senyawa kurkumin pada kunyit kuning ini aktif sebagai antikanker leukimia sel P388 dengan nilai IC50 yaitu 6,15 ?g/mL. Sedangkan untuk analisis zat warna, pada pH asam warna yang dihasilkan kuning dan pada pH basa warna yang dihasilkan merah kecoklatan. Kata kunci: ekstraksi, kunyit kuning, kurkuminoid, zat warna} }