@thesis{thesis, author={ARIANI Isma}, title ={ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ASET BIOLOGIS PADA PERUSAHAAN AGRIKULTUR DI INDONESIA, MALAYSIA, THAILAND DAN VIETNAM}, year={2022}, url={http://eprints.peradaban.ac.id/1081/}, abstract={Letak kawasan Asia Tenggara yang cukup strategis dengan wilayah beriklim tropis menjadikan Asia Tenggara memiliki sumber daya alam yang potensial. Potensi agrikultur yang menunjang membuat banyak perusahaan di Asia Tenggara bergerak pada bidang agrikultur sehingga memunculkan akun aset biologis pada informasi keuangan. Diterbitkannya IAS-41 Agriculture membuat perusahaan yang awalnya mencatat aset biologisnya pada akun aset tetap berubah menjadi akun tersendiri. Namun perbedaan kebijakan masing-masing negara, pemberlakuan IAS-41 Agriculture ini juga tidak terjadi secara serentak. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengungkapan aset biologis yang dilakukan oleh perusahaan agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Bursa Malaysia, Bursa Efek Thailand dan Bursa Efek Hanoi serta mengetahui pengaruh biological asset intensity, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, tingkat internasionalisasi, dan diversitas gender dewan direksi dan dewan komisaris terhadap tingkat pengungkapan aset biologis. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif secara berurutan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Bursa Malaysia, Bursa Efek Thailand dan Bursa Efek Hanoi tahun 2016-2019 dengan sampel sebanyak 27 perusahaan. Metode yang digunakan yaitu menerapkan model fixed effect dengan pendekatan Panel EGLS (Cross-section weights) menggunakan aplikasi Eviews 7. Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel biological asset intensity berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan aset biologis, sedangkan variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, tingkat internasionalisasi dan diversitas gender dewan direksi dan dewan komisaris tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengungkapan aset biologis.} }