@thesis{thesis, author={Hi.GANI SANDRI}, title ={HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN KEJADIAN SHIVERING PADA PASIEN SPINAL ANESTESI DI IBS RSUD Dr. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE}, year={2022}, url={http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/10529/}, abstract={Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kejadian Shivering Pada Pasien Spinal Anestesi Di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Sandri Hi. Gani1 , Bondan Palestin 2 , Nurun Laasara 3 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Tata Bumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, 55293 Email : sandryanest@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang. Shivering merupakan komplikasi yang sering terjadi pada teknik anestesi spinal. Faktor risiko terjadinya shivering spinal anestesi salah satunya adalah IMT rendah. IMT rendah lebih mudah kehilangan panas sehingga tubuh berkompensasi terhadap penurunan suhu tubuh untuk meningkatkan produksi panas. Tujuan. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan IMT dengan kejadian shivering pada pasien spinal anestesi. Metode. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Sampel penelitian sebanyak 50 data analisa dan menggunakan uji Spearman?s Rho. Hasil. Dari 50 responden di dapatkan hasil sebanyak 21 orang (56%) responden memiliki IMT kurus, sedang 19 orang (38,0%), dan gemuk 3 orang (6,0%). Untuk shivering sebagian besar responden mengalami shivering derajat 4 sebanyak 28 orang (56%), derajat 3 sebanyak 2 orang (4%), dan derajat 1 sebanyak 4 orang (8%) dan sisanya 16 orang (32%) tidak mengalami shivering. Berdasarkan uji statistik Spearman Row didapatkan p value 0,001 (p < 0,05) dengan nilai r = -536 yang berarti terdapat hubungan yang sedang antara IMT dengan shivering dengan arah hubungan negatif. Kesimpulan. Semakin tinggi IMT maka semakin rendah kejadian shivering yang dialami oleh pasien yang menjalani operasi dengan spinal anestesi. Kata Kunci. Spinal anestesi, IMT, Shivering} }