@thesis{thesis, author={Laily Ulandaru and Sistiyono and Sujono }, title ={PERBEDAAN KADAR KALIUM PLASMA LITHIUM HEPARIN DENGAN PENGGUNAAN SEPARATOR TUBE DAN VACUTAINER PADA PASIEN POST HEMODIALISA}, year={2019}, url={http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/700/}, abstract={ABSTRAK Latar Belakang: Kalium merupakan salah satu parameter yang diperiksa pada pasien gagal ginjal kronis. Pemberian terapi antikoagulan pada proses hemodialisa membuat sampel darah dari pasien gagal ginjal kronis membutuhkan waktu yang lama untuk membeku. Penggunaan sampel plasma dalam tabung dengan gel pemisah dapat menggantikan sampel serum untuk sebagian besar tes kimia. Sampel plasma tidak perlu menunggu untuk membeku seperti serum, sehingga penggunaannya menjadi alternatif karena pertimbangan efisiensi waktu. Lithium heparin adalah bentuk heparin yang direkomendasikan karena tidak mengganggu ketika digunakan untuk melakukan pemeriksaan. Penggunaan separator tube memiliki gel pemisah dan memberikan keuntungan lebih dibanding tabung vacutainer. Tujuan Penelitian: Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan kadar kalium plasma lithium heparin dengan penggunaan separator tube dan vacutainer pada pasien post hemodialisa. Metode Penelitian: Pre-experimental design dengan desain penelitian Static Group Comparison. Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel darah dari pasien post hemodialisa. Pada penelitian ini sebagai kelompok eksperimen adalah plasma lithium heparin yang dibuat dengan separator tube, sedangkan kelompok pembanding adalah plasma lithium heparin yang dibuat dengan tabung vacutainer dan serum yang dibuat dengan tabung plain tube. Kadar kalium pada sampel diukur dengan alat Electrolyte Analyzer Ilyte dengan metode Ion Selective Electroda. Perbedaan kadar kalium dianalisa secara statistik menggunakan uji ANOVA One Way jika distribusi data normal, dan jika distribusi data tidak normal dilakukan uji Kruskal-Wallis. Hasil: Rerata selisih kadar kalium plasma lithium heparin dengan penggunaan separator tube dan vacutainer pada pasien post hemodialisa adalah 1,32 %. Hasil uji Kruskal-Wallis dengan tingkat kepercayaan 95% memiliki nilai signifikan sebesar 0,051 (p ? 0,05). Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil pemeriksaan kadar kalium plasma lithium heparin dengan penggunaan separator tube dan vacutainer pada pasien post hemodialisa. Kata kunci: kalium, plasma lithium heparin, separator tube, vacutainer, hemodialisa} }