@thesis{thesis, author={PRASETYA ERIK ADI}, title ={TINJAUAN KELENGKAPAN INFORMASI MEDIS DAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN RAWAT INAP DI KLINIK RAWAT INAP SOLO PEDULI TAHUN 2022}, year={2023}, url={https://eprints.udb.ac.id/id/eprint/2492/}, abstract={Kelengkapan informasi medis diperlukan untuk mempermudah tenaga medis memberi tindakan pada pasien dan juga keakuratan kode diagnosis diperlukan dalam penagihan biaya. Namun berdasarkan penelitian terdahulu masih ditemukan ketidaklengkapan sebesar 65,90% serta ketidakakuratan kode diagnosis sebesar 55,6% hingga 89%. Maka dilakukanlah observasi dan studi pendahuluan terhadap dokumen Rekam Medis rawat inap diagnosis Demam Berdarah Dengue di Klinik Rawat Inap Solo Peduli untuk mengetahui kelengkapan informasi medis dan keakuratan kode diagnosis serta faktor-faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan informasi medis dan keakuratan kode diagnosis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan retrospective. Tenik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh dan didapatkan sebanyak 23 dokumen rekam medis rawat inap diagnosis Demam Berdarah Dengue. Instrumen penelitian ini berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, ICD-10 dan Checklist. Pengolahan data dengan collecting, editing, tabulating dan penyajian data. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Kelengkapan informasi medis pada dokumen Rekam Medis sebanyak 11 dokumen (47,8%) lengkap dari 23 dokumen yang diteliti sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 12 dokumen (52,2%). Tidak ada dokumen Rekam Medis yang akurat pada kode diagnosisnya dan ketidakakuratan kode diagnosis Demam Berdarah Dengue sebanyak 23 dokumen (100%). Faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan dan ketidakakuratan disebabkan oleh hasil laboratorium yang tidak didokumentasikan, belum ada kebijakan untuk coding diagnosis dan kelengkapan dokumen Rekam Medis, belum adanya petugas Rekam Medis dan belum bekerja sama dengan BPJS. Kesimpulan pada penelitian ini terdapat 11 (47,8%) dokumen dari 23 dokumen yang tidak lengkap informasi medisnya dan tidak terdapat dokumen yang akurat kode diagnosisnya. Penulis menyarankan, sebaiknya dilakukan evaluasi agar tenaga medis selalu melengkapi dokumen Rekam Medis dan dibuatkan SPO untuk melakukan prosedur coding.} }