@thesis{thesis, author={SULISTYANI DEVIANA INTAN}, title ={ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.N DENGAN POST SECTIO CAESAREA HARI PERTAMA POST PARTUM DI RUANG BOUGENVIL RSUD Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA}, year={2017}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/1043/}, abstract={A. LATAR BELAKANG Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature. Perempuan hamil aterm pada kondisi normal yakni sekitar 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Saifudin, 2014). Istilah ketuban pecah dini digunakan untuk menyatakan peristiwa pecahnya selaput ketuban pada sembarang waktu sebelum terjadi persalinan, tanpa memperdulikan waktu kehamilan. Dampak ketuban pecah dini dapat berakibat pada faktor ibu dan faktor janin. Pengaruh pada ibu berupa infeksi intrapartum, infeksi nifas dan pendarahan postpartum. Ketuban pecah dini terjadi karena beberapa faktor resiko yaitu pecahnya membran karena koitus, kelainan presentasi janin dan infeksi kehamilan. Akibat yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut adalah terjadinya paningkatan angka kesakitan dan kematian ibu meningkat (Sunarto, 2010). Menurut WHO (World Health Organization), mortalitas dan morbiditas maternal dan perinatal secara efetif dapat dicegah dengan melakukan operasi caesar. Sejak tahun 1985 komunitas kesehatan internasional telah mempertimbangkan tingkat yang ideal untuk operasi caesar antara 10% dan 15%. Sejak itu, operasi caesar menjadi semakin umum dinegara maju dan berkembang (WHO, 2015).} }