@thesis{thesis, author={ROHAYA ROHAYA}, title ={ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N UMUR 27 TAHUN G2 P1 A0 AH1 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU 4 HARI DENGAN KETUBAN PECAH DINI 9 JAM DI RUANG BERSALIN RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2016}, year={2016}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/1281/}, abstract={Latar Belakang: Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya melahirkan, pada pembukaan <4 cm (fase laten). Berdasarkan pra survey di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo Purwokerto jumlah angka kejadian KPD pada tahun 2013 sebanyak 536 dari 5.593 (9,58%), tahun 2014 sebanyak 670 dari 5.851 (11,45%) dan tahun 2015 sebanyak 641 dari 4.842 (13,24%). Peran bidan pada pasien dengan KPD yaitu kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian ampisillin dan misoprostol. Tujuan studi kasus ini yaitu mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.N dengan KPD. Metode yang digunakan yaitu menggunakan 7 langkah varney dan observasi. Hasil: Data pengkajian menunjukan Ny.N umur 27 tahun G2 P1 A0 Ah1 umur kehamilan 37 minggu 4 hari dengan KPD sesuai dengan hasil ultrasonografi dan pemeriksaan kertas lakmus. Data pendukung pasien jarang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C (buah dan sayur). Pembahasan: Pola makan rendah vitamin C Ny.N umur 27 tahun G2 P1 A0 Ah1 umur kehamilan 37 minggu 4 hari merupakan salah satu faktor resiko terjadinya KPD karena vitamin C sangat penting untuk melindungi selaput ketuban agar tidak mudah rapuh. Pada Ny.N dilakukan observasi secara intensif untuk mencegah infeksi dengan pemberian injeksi ampisillin 2 gram secara intravena dan induksi misoprostol 25 ug secara oral. Simpulan: Asuhan secara menyeluruh (komprehensif) sudah dilakukan sesuai kebutuhan pasien. Pertolongan persalinan pada pasien dilakukan pervaginam. Tidak terdapat kesenjangan antara lahan dan teori.} }