@thesis{thesis, author={RAHAYU YULI FEBRIANA}, title ={HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORHEA SEKUNDER PADA AKSEPTOR KB AKRIF WANITA DI DESA PAGERAJI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013}, year={2013}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/2095/}, abstract={Latar Belakang : Jumlah pasangan usia subur (PUS) di Indonesia pada tahun 2012 adalah 40.190.591 orang, dan sebagian besar merupakan akseptor kontrasepsi suntik (58,08%). Mayoritas akseptor menyatakan memilih kontrasepsi suntik karena mudah, murah, dan tidak mengganggu hubungan seksual, tetapi ada juga yang mengeluh pola haid menjadi tidak teratur, perdarahan bercak, atau tidak haid sama sekali (amenorhea). Pada pemakaian kontrasepsi suntik, endometrium menjadi dangkal dan atrofis sehingga menyebabkan amenorhea pada akseptornya. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhea sekunder. Metode Penelitian : Jenis peneilitian ini adalah observatinal analitik study dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 94 responden. Alat ukur yang digunakan lembar wawancara dan jenis data adalah data primer. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil : Mayoritas responden merupakan akseptor kontrsepsi suntik 3 bulan yaitu 60,6%. Amenorhea sekunder lebih banyak terjadi pada akseptor suntik 3 bulan yaitu 28,7%. Uji Chi Square menunjukan nilai p value 0,000 < ? 0,05 berarti ada hubungan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhea sekunder. Diperoleh nilai RR 8, berarti akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan berisiko 8 kali lebih besar untuk mengalami amenorhea sekunder. Kesimpulan : Terdapat hubungan signifikan antara kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kejadian amenorhea sekunder. Akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki risiko 8 kali lebih besar mengalami amenorhea sekunder dari pada akseptor yang tidak menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan.} }