@thesis{thesis, author={WIBOWO RAHARJO AYUNING}, title ={LITERATUR REVIEW: PENGARUH PROSES EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TERONG BELANDA (Solanum betaceum)}, year={2020}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/41/}, abstract={Terong belanda (Solanum betaceum) merupakan salah satu jenis tanaman yang buahnya sering dikonsumsi oleh masyarakat, terong belanda(Solanum betaceum) memiliki manfaat sebagai antioksidan karena mengandung vitamin A, vitamin E, vitamin C, vitamin B6, karotenoid dan flavonoid, nilai IC50 sampel ekstrak kulit terong belanda menggunakan metode maserasi etanol 80% dengan nilai IC50 6,56 ppm dan konsentrasi pelarut etanol 90% nilai IC50 6,98 ppm, pada metode sokletasi dengan konsentrasi pelarut etanol 80% nilai IC50 6,56 ppm dan pada konsentrasi pelarut etanol 99% nilai IC50 9,37. Pada pelarut n-butanol dengan nilai IC50 pada ekstrak etil asetat 1162,608 ppm dan 2250,769 ppm untuk ekstrak n-butanol, pengaruh ekstraksi akan mempengaruhi aktivitas antioksidan sangat penting karena ekstraksi dapat mempengaruhi nilai IC50, nilai IC50 sangat penting karena menandakan adanya antioksidan di dalam tumbuhan nilai IC50 yang baik yaitu < 50 ppm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan buah terong belanda (Solanum betaceum). Metode penelitian ini menggunakan metode Scoping review dengan teknik pengumpulan data menggunakan pendekatan PICO (Population, Intervention, Compere, Outcome). Hasil penelitian diperoleh ada pengaruh proses ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan buah terong belanda (Solanum betaceum) yang mempengaruhi antara lain metode dan pelarut, metode ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan konsentrasi pelarut etanol 70% memiliki nilai IC50 2,78 ppm, dibandingkan dengan metode Soxlet yang menggunakan Pelarut etanol dengan konsentrasi 80% menghasilkan nilai IC50 6,56%, pelarut n-butanol menghasilkan IC50 69,89 mg / dl yang memiliki nilai IC50 yang lebih kecil dibandingkan dengan pelarut etanol dan etil asetat.} }