@thesis{thesis, author={KARSIM KARSIM}, title ={ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN PADA TN. X DENGAN SKIZOFRENIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWALO}, year={2019}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/628/}, abstract={Fakta empiris menunjukkan bahwa tidak sedikit warga masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, mulai dari tingkat ringan hingga berat. Gangguan jiwa merupakan respon maladaptif individu berupa perubahan fungsi psikologis atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma lokal dan budaya setempat yang menyebabkan timbulnya penderitaan dan hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia (Putri, 2012). Menurut data World Health Organization (WHO) (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Data Riskesdas (2018) di Indonesia menunjukkan prevalensi gangguan jiwa 11 per mil mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2013 yaitu sebanyak 2,3 per mil dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Cakupan pengobatan penderita gangguan jiwa didapatkan bahwa pasien yang merasa sudah sembuh sebanyak 36,1% dan sebanyak 33,7% mengatakan tidak berobat secara rutin. Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebutkan bahwa jumlah penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah pada tahun 2013 sebanyak 121.962 penderita, tahun 2014 meningkat menjadi 260.247 orang dan 2015 bertambah menjadi 317.504 jiwa. Data di atas menunjukkan bahwa kondisi kesehatan jiwa saat ini sangat memprihatinkan dan perlu sekali adanya penanganan, terutama pada tatanan masyarakat kita sendiri. Kesenjangan pengobatan gangguan jiwa di Indonesia mencapai lebih dari 90%. Artinya, kurang dari 10 persen penderita gangguan jiwa yang mendapatkan layanan terapi oleh petugas kesehatan (Riskesdas, 2018).} }