@thesis{thesis, author={PANGESTI LUJENG}, title ={ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO GANGGUAN HUBUNGAN IBU DAN JANIN PADA NY.Y G2 P1 A0 USIA KEHAMILAN 33 MINGGU DENGAN PREEKLAMSIA DI RSUD dr.R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA}, year={2019}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/635/}, abstract={Preeklamsia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada kehamilan. Preeklamsia dapat menyebabkan retardasi mental, morbiditas dan mortalitas bayi, kelahiran prematur, dan kematian ibu. Preeklamsia merupakan hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan (Fauziyah,2012). Preeklamsia merupakan penyebab utama mortalitas ibu dan janin. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 angka kematian ibu di dunia 287.000. Komplikasi utama penyumbang 80% kematian ibu adalah perdarahan (sebagian besar perdarahan postpasrtum), tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklamsia dan eklamsia berkisar antara 0,51%- 38,4%) dan aborsi tidak aman. Angka kejadian preeklamsia di negara maju berkisar 6-7% , sedangkan angka kematian ibu di Negara berkembang masih tinggi. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu negara. AKI di Indonesia pada tahun 2015 sejumlah 305 kasus per 100.000 kelahiran hidup, hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab dominan kematian ibu di Indonesia yang memiliki pola meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2010 AKI yang disebabkan hipertensi dalam kehamilan 21,5%, tahun 2011 24,7% dan tahun tahun 2013 27,1% (Kemenkes RI, 2015)} }