@thesis{thesis, author={SURTININGSIH SURTININGSIH}, title ={ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA TN. N DENGAN ASMA BRONKHIAL DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT PURWOKERTO}, year={2019}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/653/}, abstract={Asma bronkhial terjadi akibat penyempitan jalan napas yang reversibel dalam waktu singkat oleh karena mukus kental, spasme, dan edema mukosa serta deskuamasi epitel bronkus/bronkeolus, akibat inflamasi eosinofilik dengan kepekaan yang berlebihan. Serangan asma bronkhial sering dicetuskan oleh Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), merokok, tekanan emosi, aktivitas fisik, dan rangsangan yang bersifat antigen/allergen (Somantri, 2009). Asma bronkhial merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak maupun dewasa di negara berkembang maupun negara maju. Sejak dua dekade terakhir, dilaporkan bahwa prevalensi asma bronkhial meningkat pada anak maupun dewasa. Prevalensi total asma bronkial di dunia diperkirakan 7,2% (6% pada dewasa dan 10% pada anak). Prevalensi tersebut sangat bervariasi pada tiap negara dan bahkan perbedaan juga didapat antar daerah di dalam suatu negara. Prevalensi asma bronkial di berbagai negara sulit dibandingkan, tidak jelas apakah perbedaan angka tersebut timbul karena adanya perbedaan kriteria diagnosis atau karena benar-benar terdapat perbedaan (IDAI, 2010). Berdasarkan data kesehatan dunia World Health Organization (WHO), asma mempengaruhi sekitar 300 juta orang di seluruh dunia dan setiap tahun mengalami peningkatan. Setiap tahun, WHO memperkirakan bahwa 15 juta kasus penyakit asma dan 250 ribu kematian asma dilaporkan di seluruh dunia (WHO, 2016). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur mencapai 4,5%. Sementara umur 0-12 tahun memiliki prevalensi asma terendah sebesar 1,5% dan umur 25-34 tahun mempunyai prevalensi asma tertinggi yaitu sebesar 5,7%. Prevalensi asma untuk provinsi Jawa Tengah mencapai 4,3%. Jumlah kasus asma di Jawa Tengah sebanyak 69.448 ribu kasus, kabupaten tertinggi dengan angka kejadian penyakit asma terjadi di Kabupaten Demak sebanyak 6.288 ribu kasus, diikuti Kabupaten Pemalang dengan angka kejadian tertinggi kedua sebanyak 4.070 ribu kasus, sedangkan kabupaten dengan angka kejadian penyakit asma terendah ada di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 101 kasus.} }