@thesis{thesis, author={DWI APRIYANTI VERRA}, title ={ASUHAN KEPERAWATAN KELEBIHAN VOLUME CAIRAN PADA NY. E DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS (GGK) DI RSUD Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA}, year={2019}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/665/}, abstract={Gagal ginjal kronis dalam bahasa medis disebut chronic kidney disease (CKD) (Prabowo dan Pranata). Menurut Haryono (2013) gagal ginjal kronis disebut sebagai penyakit renal tahap akhir yang progresif dan irreversible dimana kemampuan ginjal gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Gagal ginjal kronis merupakan penyakit yang telah menjadi masalah besar di dunia karena sulit disembuhkan, biaya perawatan dan biaya pengobatannya mahal, angka penderita gagal ginjal kronis juga tergolong cukup tinggi bukan hanya di Indonesia bahkan di negara maju (Astuti et al., 2017). Data pravalensi menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronis, pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal kronis pada tahun 2013 telah meningkat menjadi 50% dari tahun sebelumnya. Data pravalensi di Amerika Serikat menunjukan gagal ginjal kronis meningkat di tahun 2014, data yang menunjukan setiap tahunnya 200.000 orang menjalani hemodialisis. Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita gagal ginjal kronis yang cukup tinggi. Hasil survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) pada tahun 2013 diperkirakan sekitar 12,5% dari populasi atau sebesar 25 juta dari penduduk indonesia mengalami penurunan fungsi ginjal (Astuti et al., 2017). Berdasarkan Riskedas tahun 2018, prevalensi gagal ginjal kronis berdasar diagnosis dokter di Indonesia mengalami peningkatan dari 0,2% pada tahun 2013 menjadi 0,4% pada tahun 2018. Hasil prevalensi tertinggi terdapat di Sulawesi tengah sebesar 0,5%, sementara di Jawa Tengah menunjukan hasil 0,3%.} }