@thesis{thesis, author={ARISTAYANA PUNKY}, title ={ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. E DENGAN POST OPERASI FRAKTUR ULNA SINISTRA DI RUANG MENUR RSUD dr. R GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA}, year={2018}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/729/}, abstract={A. LATAR BELAKANG Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian. Secara ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keadaan tulang itu sendiri, serta jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak lengkap (Helmi, 2012). World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2011- 2012 terdapat 5,6 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas (WHO, 2011 dalam Ermawan 2016 ). Fraktur di Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di bawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis. Menurut hasil data Riset Kesehatan Dasar (2011), di Indonesia terjadi fraktur yang disebabkan oleh cidera seperti terjatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma tajam/tumpul. Riset Kesehatan Dasar (2011) menemukan ada 45.987 peristiwa terjatuh dan 3,8% mengalami fraktur. Kasus kecelakaan lalu lintas sebanyak 20.829 kasus, dan 8,5% mengalami fraktur dari 14.127 trauma benda tajam/tumpul 1,7%, mengalami fraktur (Nurcahiriah, 2014). Salah satu manifestasi klinik pada penderita fraktur yang paling menonjol adalah nyeri. Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (Nurarif & Kusuma, 2012). Nyeri merupakan gejala paling sering ditemukan pada gangguan muskuloskletal. Nyeri pada penderita fraktur bersifat tajam dan menusuk. Nyeri tajam juga bisa ditimbulkan oleh infeksi tulang akibat spasme otot atau penekanan pada saraf sensoris (Helmi, 2012).} }