@thesis{thesis, author={MA‟MUROH INAROTUL}, title ={ASUHAN KEPERAWATAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT PADA NY.S DENGAN DERMATITIS DI WISMA SHINTA PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DEWANATA CILACAP}, year={2018}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/730/}, abstract={Dermatitis berasal dari kata derm (kulit) dan itis (radang/inflamasi), sehingga dermatitis dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan di mana kulit mengalami inflamasi. Dermatitis merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensasi polimorfik (eritama, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak timbul bersamaan, bahakan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. (Sri Adi Sularsito dan Suri Djuanda, 2010). Menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) pada survei American Academy of Allergy, Asthma and Immunology (AAAAI) tahun 2013, dermatitis merupakan masalah kulit yang umum dimana terdapat 5,7 juta kunjungan dokter pertahun akibat penyakit dermatitis. Pada umumnya penyakit dermatitis sering terjadi pada remaja atau dewasa yang berlangsung lama, kemudian cenderung menurun dan membaik (sembuh) setelah usia 30 tahun, jarang sampai usia pertengahan, hanya sebagian kecil terus berlangsung sampai tua (WHO, 2014). Data Ditjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI tahun 2014, ditemukan jumlah kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya sebesar 15,6%, dimana penyakit dermatitis sebesar 66,3% (Kemenkes RI, 2014).} }