@thesis{thesis, author={NINGSIH JUNIATI}, title ={ASUHAN KEPERAWATAN RETENSI URIN PADA TN. T DENGAN POST OPERASI TRANSURETHAL RESECTION PROSTATECTOMY (TURP) DI RUANG DAHLIA RSUD dr. R GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA}, year={2018}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/739/}, abstract={Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) adalah pembesaran kelenjar dan jaringan selular prostat yang berhubungan dengan perubahan endokrin berkenaan dengan proses penuaan (Majid dan Suharyanto, 2009). Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) merupakan pembesaran atau hipertrofi, Kelenjar prostat membesar meluas ke atas menuju kandung kemih dan menghambat aliran keluar urin. Berkemih yang tidak tuntas dan retensi urine yang memicu statis urin dapat menyebabkan hidronefrosis, hidroureter, dan infeksi saluran kemih (urinary tract disease, UTI) (Smeltzer,C Susan, 2013). Hiperplasia noduler ditemukan sekitar 70% pada usia 60 tahun dan menjadi 90% pada usia 70 tahun. Pembesaran ini bukan merupakan kanker prostat, karena konsep BPH dari karsinoma prostat berbeda. Secara anatomis sebenarnya kelenjar prostat merupakan kelenjar ejakulat yang membantu menyemprotkan sperma dari saluran (ductus). Pada waktu melakukan ejakulasi, secara fisiologis prostat membesar untuk mencegah urin dari vesika urinaria melewati uretra. Namun, pembesaran prostat yang terus menerus akan berdampak pada obstruksi saluran kencing (meatus urinarius internatus) (Mitchell, 2009).} }