@thesis{thesis, author={IMANISA SHINTIA}, title ={ASUHAN KEBIDANAN PADA NY T UMUR 33 TAHUN P2 A0 AH2 4 JAM POST PARTUM DENGAN RETENSIO SISA PLASENTA DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA}, year={2018}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/913/}, abstract={Perdarahan post partum dapat menyebabkan kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu setelah bayi lahir dan 82-88% dalam dua minggu setelah bayi lahir (Prawirohardjo, 2016). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), angka kematian tertinggi yaitu Papua Nugini 57,3/1000 KH, angka kematian terendah terdapat di negara Jepang dan Singapore yaitu 2,7/1000 KH (WHO, 2017). Di Indonesia pada umumnya jumlah presentase kehamilan yang diperiksa oleh tenaga kesehatan berjumlah 93,9%, sedangkan presentase jumlah dari kehamilan pemeriksaan K4 berjumlah 77,4%, presentase anak terakhirnya yang terlindung dari tetanus neonatorum berjumlah sekitar 57,5%. Sedangkan presentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan berjumlah 90,9. Untuk jumlah presentase persalinan difasilitasi kesehatan mencapai 79,0. Jumlah kelahiran pada tahun 2015 mencapai 17.018 (SDKI, 2016). Data Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 Kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu tertinggi adalah Kabupaten Brebes yaitu 31 kasus, diikuti Kendal dan Pemalang 25 kasus, Kabupaten Tegal 12 kasus, dan Kabupaten/kota Purbalingga 11 kasus. Kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu terendah adalah Kota Tegal yaitu 2 kasus, diikuti Kota Magelang 3 kasus, dan Kota Sukoharjo 4 kasus. Sebesar 60,90% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 26,33% dan pada waktu persalinan sebesar 12,76% (Dinkes RI, 2017).} }