@thesis{thesis, author={SOLEHA MARAATUS}, title ={ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. D UMUR 2 BULAN 4 HARI DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NORMAL DI PUSKESMAS MANDIRAJA 2 TAHUN 2017}, year={2017}, url={http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/954/}, abstract={A. Latar Belakang Derajat Kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan disuatu negara. Kelahiran hidup di dunia mencapai 40 juta kelahiran hidup setiap tahunnya, dan pada tahun 2013 jumlah kelahiran hidup mencapai 136 juta kelahiran (World Health Organization, 2014). Kondisi bayi sehat adalah indikator penentu kesehatan nasional di suatu negara. Hal ini dapat ditandai dengan tingginya Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Hingga kini AKB masih menjadi prioritas pada bidang pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di dunia sehingga asuhan terhadap status kesehatan pada bayi penting untuk dilakukan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenkes RI tahun 2014 Angka Kelahiran Hidup (AKH) di Indonesia sejumlah 4.809.304 dan mengalami peningkatan pada tahun 2015 sejumlah 4.893.435 (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Berdasarkan Dinas Kesehatan di Provinsi Jawa Tengah AKH tahun 2015 sejumlah 556.863 dan mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sejumlah 565.002 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2015 AKH di Banjarnegara sejumlah 15.798 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sejumlah 16.189. AKH berdasarkan klasifikasi Puskesmas tertinggi yang pertama yaitu Puskesmas Punggelan 1 sejumlah 782 kelahiran hidup, kedua adalah Puskesmas Susukan 1 sejumlah 721 kelahiran hidup, ketiga adalah Puskesmas Pejawaran 717 kelahiran hidup, ke empat adalah Puskesmas Kalibening sejumlah 713 kelahiran hidup, ke lima adalah Puskesmas mandiraja 1 sejumlah 641 kelahiran hidup, ke enam adalah puskesmas Punggelan 2 sejumlah 635 kelahiran hidup dan yang ke tujuh adalah Puskesmas Mandiraja 2 sejumlah 590 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2015).} }