@thesis{thesis, author={Imamah Syafa'atul}, title ={Pengaruh Hope Terhadap Subjective Well-being Pada Wanita Menikah Yang Belum Memiliki Anak}, year={2024}, url={http://eprints.umg.ac.id/10094/}, abstract={Pada kondisi wanita menikah yang belum memiliki anak menyebabkan munculnya kecemasan, frustasi, kesedihan dan ketakutan. Kondisi tersebut membuat kurangnya rasa kepuasan hidup sehingga cenderung menganggap rendah hidupnya dan memandang peristiwa yang terjadi sebagai suatu hal yang tidak menyenang. Subjective well-being merupakan evaluasi mengenai pengalaman hidup individu, yakni meliputi kepuasan hidup dan reaksi individu terhadap kejadian dalam hidup yang meliputi emosi positif maupun negatif. Dalam menghadapi kondisi tersebut perlu adanya hope karena dapat membuat individu, khususnya pada wanita menikah yang belum memiliki anak dapat bertahan menghadapi berbagai macam tekanan eksternal maupun internal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hope terhadap subjective well-being wanita menikah yang belum memiliki anak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian survei. Populasi pada penelitian ini yaitu warga usia subur di wilayah Kelurahan Sidomukti yang sudah menikah namun belum memiliki anak berjumlah 60 orang, menggunakan pengambilan sampel nonprobability sampling dengan teknik sampling jenuh. Skala yang digunakan adalah skala likert untuk mengukur suatu sikap dari individu itu sendiri. Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah The Adult Trait Hope Scale untuk mengukur variabel hope dan skala life satisfaction serta positive and negative affect schedule (PANAS) untuk mengukur variabel subjective well-being. Uji validitas menggunakan validitas isi dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach?s Alpha. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Pada hasil uji hipotesis didapatkan hasil nilai signifikansi 0,057 > 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh hope terhadap subjective well-being wanita menikah yang belum memiliki anak. Dalam meningkatkan subjective well-being, subjek diharapkan dapat lebih banyak merasakan emosi positif dan mempertahankan atau dapat meningkatkan rasa kepuasan akan kehidupan.} }