@thesis{thesis, author={Damayanti Lela}, title ={ANALISIS PENDAPATAN PETANI KENTANG (Di Desa Kasimpar Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara )}, year={2006}, url={https://eprints.umm.ac.id/10567/}, abstract={Penelitian ini merupakan studi kasus di Desa Kasimpar pada petani kentang yang mengambil judul Analisis Petani Kentang (Studi kasus di Desa Kasimpar Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pendapatan masyarakat petani kentang dan untuk mengetahui tingkat distribusi pendapatan petani kentang di Desa Kasimpar Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang diterima oleh petani kentang menggunakan teori Produksi / Pendekatan mikro ( ) dengan membagi tiga strata, sedangkan untuk menghitung distribusi pendapatan dengan menggunakan koefisien gini dengan rumus + 1 Xi ) ( Yi + Yi+1 ) atau + 1 + Yi ), kurva Lorenz. Hasil perhitungan pendapatan dengan menggunakan pendekatan mikro tersebut maka diperoleh hasil bahwa untuk pendapatan bersih sebesar Rp 202.000.400, dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 5.771.440. Untuk strata I luas lahan kurang dari 1 Ha diperoleh pendapatan sebesar Rp 55.575.900, dengan rata rata pendapatan sebesar Rp 3.087.550, untuk strata II luas lahan 1 1.5 Ha diperoleh pendapatan sebesar Rp 7.115.885 dengan rata rata pendapatan sebesar Rp 92.506.500, dan untuk yang strata III dengan luas lahan lebih dari 1.5 Ha pendapatannya sebesar Rp 53.918.000, dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 13.479.500. Sedangkan untuk distribusi pendapatan dengan menggunakan koefisien gini diperoleh hasil sebesar 0.272 hal tersebut menyebabkan masyarakat petani kentang mempunyai ketimpangan ringan atau ketidakmerataan yang merata. Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat mengimplikasikan bahwa pendapatan petani kentang harus ditingkatkan lagi supaya kesejahteraan petani di Desa tersebut bisa terjamin dan untuk lebih memeratakan distribusi pendapatan diantara petani kentang dibutuhkan usaha bersama antara petani dan pemerintah.} }