@thesis{thesis, author={Arif Mochamad Yusuf}, title ={POLA KOMUNIKASI ORGANISASI APMA (ASOSIASI PENGUSAHA MANIK-MANIK DAN AKSESORIS) JOMBANG DALAM MENJAGA SOLIDARITAS (Studi pada anggota organisasi APMA Jombang)}, year={2016}, url={https://eprints.umm.ac.id/23814/}, abstract={Organisasi APMA (Asosiasi Pengusaha Manik-Manik dan Aksesoris) Jombang merupakan organisasi yang menaungi seluruh pengusaha kerajinan manik-manik di Jombang yang berpusat di Desa Plumbon Gambang. Sebagai kawasan penjual manik-manik, sudah seharusnya di kawasan tersebut terdapat persaingan dalam hal pemasaran yang rentan terjadinya konflik antar pengusaha yang semuanya tergabung dalam organisasi APMA Jombang. Akan tetapi organisasi tersebut dapat menjaga hubungan antar anggotanya tetap solid ditandai dengan masih berdirinya organisasi tersebut hingga sekarang. Atas dasar itu maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pola komunikasi organisasi APMA (Asosiasi Pengusaha Manik-Manik dan Aksesoris) dalam menjaga solidaritas?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan dalam organisasi APMA Jombang dalam menjaga solidaritas anggotanya melalui studi pada pengurus dan anggota organisasi APMA Jombang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan teori yang dijelaskan oleh Joseph A. Devito yaitu terdapat lima pola aliran informasi dalam organisasi diantaranya adalah pola lingkaran, pola roda, pola huruf Y, pola rantai, dan pola semua saluran. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun teknik penentuan subjek penelitian menggunakan teknik snowball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan terbuka dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis data model Miles dan Huberman. Peneliti menggunakan teknik triangulasi dalam memeriksa keabsahan data. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, menunjukkan bahwa organisasi APMA Jombang mempunyai pusat informasi dalam penyebaran informasi keagendaannya. Dimana pusat informasi tersebut terletak pada ketua atau wakil ketua organisasi yang yang dalam proses penyebarannya dengan melalui pengurus organisasi untuk mempermudah dalam menyampaikan kepada para anggota organisasi. Proses penyebaran informasi tersebut membentuk sebuah pola komunikasi organisasi yakni pola roda, akan tetapi pola roda tersebut sedikit berbeda dengan pola roda yang dijelaskan oleh Joseph A. Devito dan di dalam organisasi APMA Jombang juga terdapat beberapa aktivitas anggota di luar agenda organisasi. Peneliti menarik kesimpulan bahwa organisasi APMA Jombang menggunakan pola komunikasi roda yang menurut Joseph A. Devito adalah mempunyai pemimpin yang jelas serta posisinya di pusat. Orang ini merupakan satu satunya yang dapat mengirim pesan dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan anggota lain maka pesan harus disampaikan kepada pemimpinnya. Akan tetapi pola roda yang dijelaskan oleh Joseph A. Devito tersebut sedikit berbeda dengan pola roda yang diterapkan oleh organisasi APMA Jombang yaitu setiap anggota dapat berkomunikasi dengan anggota lain tanpa} }