@thesis{thesis, author={Ratnawati }, title ={INTERVENSI PSIKOLOGI POSITIF UNTUK MENURUNKAN GEJALA DEPRESI PADA PENDERITA SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)}, year={2012}, url={https://eprints.umm.ac.id/32008/}, abstract={Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan penyakit autoimmune kronis dimana terdapat kelainan sistem imun yang menyebabkan peradangan pada beberapa organ tubuh dan sistem tubuh. Secara umum, penderita penyakit kronis yang tidak dapat menerima keadaan dirinya cenderung untuk mengalami depresi. Masalah yang biasa dihadapi oleh penderita SLE adalah depresi. SLE dan obat-obatan bisa menyebabkan depresi zat kimia dan depresi reaktif dimana mereka terganggu karena mengidap penyakit ini. Depresi yang dialami penderita SLE harus segera ditangani karena merupakan salah satu pemicu kambuhnya lupus dan juga menyebabkan penderita SLE menjadi lebih sulit melakukan pengobatan dan menjalani program rehabilitasi untuk mengobati penyakitnya. Oleh karena itu, perlu adanya intervensi terhadap depresi yang dialami penderita SLE. Berdasarkan penelitian terdahulu, intervensi psikologi positif menunjukkan bahwa intervensi ini secara signifikan meningkatkan well-being dan menurunkan depresi. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui apakah intervensi psikologi positif efektif menurunkan gejala depresi pada penderita SLE. Penelitian ini menggunakan single case experimental design dengan 2 orang subyek yang merupakan anggota Suforda Kaltim (Support for Odapus) dengan persyaratan tertentu yakni subyek adalah penderita SLE dan mengalami gejala depresi. Untuk mengetahui perkembangan gejala depresi subyek dilakukan pre-test, intervensi hingga post-test, yang dilakukan dengan metode wawancara tak terstruktur dan pemberian beck depression inventory (BDI) , yang terbagi atas 9 sesi. Dimana sesi 1 sebagai pre-test, sesi 2-7 pemberian intervensi, sesi 8 post-test 1, sesi 9 post-test 2. Analisa data meliputi tiga bagian yaitu bagaimana gejala depresi sebelum intervensi, bagaimana gejala depresi setelah diberikan intervensi, dan terakhir bagaimana gejala depresi setelah intervensi dihentikan selama dua minggu. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa penerapan intervensi psikologi positif mampu untuk mengurangi gejala depresi pada penderita SLE sehingga dapat meminimalisir durasi kekambuhan (flare-up). Akan tetapi penurunan gejala depresi yang terjadi pada kedua subyek mengalami perbedaan. Pada saat post-test 1 hasil skor BDI kedua subyek mengalami penurunan akan tetapi pada saat post-test 2 salah satu subyek mengalami peningkatan gejala depresi. Menjelang post-test 2 kedua subyek sama-sama mengalami flare-up atau kambuh akan tetapi durasi flare up keduanya berbeda. Pada EM durasi flare-up berlangsung singkat dan skor BDI menunjukkan tidak ada gejala depresi. Pada MN durasi flare-up berlangsung lebih lama dan skor BDI menunjukkan peningkatan menjadi gejala depresi sedang. Terjadinya perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu dukungan sosial, peran gender dan dukungan finansial.} }