@thesis{thesis, author={ARRAHMAN IKHSAN NAZAR}, title ={STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH) (Penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)}, year={2016}, url={https://eprints.umm.ac.id/32906/}, abstract={Keyword : Sefalosporin, BPH, Rawat Inap ABSTRAK Latar Belakang:BPH terjadi karena adanya peningkatan proliferasi sel dan penurunan apoptosis sel yang berhubungan dengan hormon pertumbuhan pada prostat. Penatalaksanaan terapi BPH meliputi watchful waiting, terapi farmakologi dan pembedahan.Antibiotik yang direkomendasikan untuk profilaksis operasi dan terapi infeksi pada BPH adalah antibiotik golongan Sefalosporin.Sefalosporin mempunyai spectrum yang luas dan distribusi yang baik kedalam cairan tubuh. Tujuan:Mempelajari pola penggunaan antibiotik golongan Sefalosporin pada pasien BPH dengan infeksi serta mengkaji penggunaan antibiotik golongan Sefalosporin terkait dosis, rute, frekuensi, dan lama penggunaannya pada pasien BPH di Instalasi Rawat Inap RS Muhammadiyah Lamongan. Metode:Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian secara deskriptif dan pengumpulan data secara retrospektif pada pasien BPH dengan periode 1 Juli 2015 sampai 31 Desember 2015. Hasil & Kesimpulan:Pola penggunaan Sefalosporin sebagai profilaksis operasi yaitu Seftriakson IV (1x1 gram) 36 pasien (75%) dan Seftriakson IV (1x2 gram) 5 pasien (10%) serta Sefotaksim IV (1x1 gram) 7 pasien (15%).Penggunaan Sefalosporin tunggal sebagai terapi infeksi sebanyak74 pasien (84%) dan penggunaan Sefalosporin kombinasi sebanyak14 pasien (16%). Penggunaan tunggal yang paling banyak adalah Seftriakson IV (2x1 gram)46 pasien (62%), Sefotaksim IV (3x1 gram) 9 pasien (12%), dan Sefiksim PO (2x100 mg) 1 pasien (1%) sedangkan kombinasi dua antibiotik terbanyak adalah Sefalosporin + Aminoglikosida 11 pasien (79%) yaitu Seftriakson IV (2x1 gram) + Gentamisin IV (2x80 mg) 8 pasien (57%).} }