@thesis{thesis, author={Ibrahim M. Abdul Roqib}, title ={PERAN KELOMPOK SENI BUDAYA BANTENGAN DALAM MELESTARIKAN NILAI GOTONG-ROYONG DI DESA MULYOAGUNG KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG}, year={2016}, url={https://eprints.umm.ac.id/33105/}, abstract={Keyword : Nilai Gotong Royong, Kelompok Seni Budaya Bantengan, Desa Mulyoagung, Value of the Mutual Cooperation, Bantengan Cultural Arts Group, Mulyoagung Village Gotong-royong merupakan kebutuhan individu, kelompok maupun masyarakat secara luas, manusia dalam menunjang kehidupannya tidak terlepas dari manusia yang lain, selalu berhubungan dan memerlukan bantuan, ataupun kerjasama. Sebuah bangsa akan maju jika penduduknya menjunjung tinggi nilai gotong-royong karena akan mudah dan lebih cepat dalam membangun semua aspek dalam Negara baik, ekonomi, budaya, politik, kesenian, olah raga, sosial maupun yang lainya. Indonesia yang kaya dengan ragam suku bangsa, bahasa, dan warna kulit yang berbeda-beda mempunyai tanggung jawab yang besar akan majunya atau mundurnya kuliatas persatuan dan kesatuan Negara. Dalam kenyataanya masih banyak masyarkat yang kurang mempunyai kesadaran dalam membangun bangsa melalui pengamalan nilai gotong-royong. Permasalahan yang diambil ialah untuk mengetahui peran kelompok seni budaya bantengan dalam melestarikan nilai gotong-royong, faktor pendukung, dan penghambat beserta solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hamabatan yang dialami. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi secara langsung, mendokumentasi hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dan wawancara mendalam pada tujuh informan. Data dianalisis secara kualitatif yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau Verifikasi data. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa peran kelompok seni budaya bantengan dalam melestarikan nilai gotong-royong melalui beberapa cara yakni memberi bantuan seperti jasa membantu parkir, meminjamkan piring, kloso, gelas atapun yang lain disaat ada warga yang sedang hajatan atau ketika ada kegiatan dimasjid maupun mushola, serta memberikan hiburan pertunjukan bantengan saat acara bersih desa dan perayaan kemerdekaan. Faktor penghambat berupa adanya kelompok yang menganggapnya syirik dan memuja setan. Faktor pendukungnya pihak desa mempermudah dalam memberikan perijinan setiap mau mengadakan “gebyak” atau pertunjukan.} }