@thesis{thesis, author={NISAK ISTIQOMAH}, title ={PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KALUS BEBERAPA KULTIVAR APEL (Malus Sylvestris Mill) PADA MEDIA MS DENGAN KOMBINASI NAA DAN BAP��}, year={2017}, url={https://eprints.umm.ac.id/35361/}, abstract={Kebutuhan buah apel cukup meningkat setiap tahunnya, namun produksi dalam negeri belum mampu mengimbangi. Untuk meningkatkan kualitas apel lokal diperlukan teknologi rekayasa genetika dan teknologi perbanyakan tanaman. Embrio somatik dapat menghasilkan tanaman seragam dalam jumlah banyak, tetapi masih menghadapi kendala pengaturan kombinasi zat pengatur tumbuh yang tepat dalam media dasarnya. Media adalah hal penting di dalam kultur jaringan dimana penggunaan ZPT untuk mengarahkan pertumbuhan. Auksin dan Sitokinin bekerja secara bersamaan dalam mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kalus. BAP dapat memacu pembelahan sel dan NAA memacu pertumbuhan dan perkembangan sel dalam media kultur in vitro sehingga kalus berdiferensiasi menjadi embrio somatik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu kombinasi NAA dan BAP dengan 6 taraf Faktor kedua yaitu kultivar apel dengan 3 taraf dan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Data diuji dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji banding beda nyata jujur (BNJ) taraf 5%. Hasil penelitian tidak terjadi interaksi antara kombinasi zat pengatur tumbuh dan varietas terhadap semua parameter pengamatan. Konsentrasi yang optimal untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kalus beberapa kultivar apel adalah menggunakan kombinasi (K3V2) NAA 3 ppm + BAP 1 ppm kultivar Red Del Whasinton pada parameter pengamatan panjang kalus sebesar 0,81 cm, berat akhir kalus 0,69 g dan pertambahan berat kalus sebesar 0,32 g. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kultivar berpengaruh sangat nyata pada pengamatan berat akhir kalus. Kultivar Manalagi menghasilkan berat akhir kalus lebih tinggi diantara yang lain sebesar 0,58 g. Penambahan NAA dan BAP yang dikombinasikan dengan ketiga kultivar apel dalam penelitian ini mampu membentuk kalus yang mengindikasikan adanya tahap embriogenesis fase globular yang ddidapatkan dari pengamatan SEM yang ddidapatkan dari pengamatan SEM dengan ciri bulatan-bulatan yang bergerombol, sedangkan untuk hasil pengamatan histologi mengindikasikan adanya tahap embriogenesis fase globular dengan ciri-ciri bentuk selnya rapat yang didalamnya terdapat inti sel.} }